Banjir dan Longsor di Bogor, Korban Meninggal 11 Orang

Intensitas curah hujan di wilayah Kabupaten Bogor yang cukup tinggi menyebabkan banjir dan longsor. Bencana alam ini mengakibatkan 11 warga tewas. Foto/Ist

TRANSKEPRI.COM. BOGOR - Intensitas curah hujan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang cukup tinggi menyebabkan bencana banjir dan longsor. Selain merusak sejumlah infrastruktur, bencana alam ini mengakibatkan 11 warga tewas.

"Berdasarkan data sementara, jumlah korban meninggal dunia sebanyak 11 orang. Di antaranya 1 orang di Kecamatan Jasinga, 2 orang di Nanggung, 3 orang di Sukajaya dan beberapa daerah lain. Kami masih melakukan upaya evakuasi serta siaga di beberapa tempat di Kabupaten Bogor, khususnya di wilayah Bogor bagian Barat ini," ujar Bupati Bogor Ade Yasin di lokasi banjir bandang Sungai Cidurian, Jasinga, Kabupaten Bogor, Rabu petang (1/1/2020).

Lebih lanjut Ade Yasin menambahkan, penyebab korban meninggal dunia itu sebagian besar terbawa arus banjir akibat air sungai meluap. "Korban meninggal yang terbawa arus ini yaitu di Jasinga (1 orang), Sukajaya (3 orang), Sukamulya (2 orang), Harakat Jaya (1 orang) Cigudeg (2 orang), Bojonggede (1 orang), dan Nanggung (1 orang). Jadi totalnya 11 orang meninggal dunia," katanya.

Menurutnya yang terkena banjir bandang akibat luapan sungai ini terjadi tak hanya di wilayah Bogor bagian Barat, tapi di Bogor Timur juga yakni di Desa Bojongkulur yang berbatasan dengan Kota Bekasi juga terendam banjir.

"Tadi saya juga sudah komunikasi dengan wali kota Bekasi, meminta bantuan perahu karet, karena di sini kami kekurangan perahu ternyata disana (Bekasi) pun sama kekurangan perahu karet. Tak hanya itu kami juga sudah meminta untuk membuka pintu air bendungan di kali Bekasi, Alhamdulillah langsung direspons karena ini merupakan bentuk kordinasi yang baik dengan wilayah yang berbatasan," tandasnya.

Bupati menjelaskan, hingga pukul 17.40 WIB wilayah Bogor Barat, khususnya di aliran Sungai Cidurian air masih cukup tinggi dan mengalir deras, maka dari itu pihaknya meminta masyarakat untuk tetap mengungsi ke tempat yang lebih aman

"Karena jika melihat kondisi cuaca saat ini, di wilayah hulu sungai masih diguyur gerimis sehingga diperkirakan volume air bisa terus meningkat. Makanya diperlukan siaga untuk mengantisipasi kondisi seperti sekarang ini, serta kami juga memberikan arahan kepada masyarakat agar tak mendekati wilayah tersebut (aliran Sungai Cidurian)," tuturnya.

Karena jika terjadi bencana seperti ini, lanjut dia, kebiasaan masyarakat selalu mendekat. "Makanya kami mengerahkan petugas untuk menghalau masyarakat yang mendekat ke wilayah yang sekitarnya membahayakan jiwa mereka," tandasnya.

Sementara itu, berdasarkan data diperoleh banjir bandang Sungai Cidurian ini juga merendam serta merusak puluhan bahkan ratusan pemukiman warga yang berada di 10 Desa di Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor.

Komandan Kodim 0621 Kabupaten Bogor Letkol Inf Harry Eko Soetrisno menyatakan, banjir bandang juga memutus jembatan penghubung antarkecamatan maupun desa di Jasinga dan Cigudeg.

Banjir di Jasinga yang dialiri Sungai Cidurian terjadi Rabu (1/1/2020) pukul 06.00 WIB. Adapun wilayah yang terdampak akibat luapan Sungai Cidurian antaralain, Desa Kalong Sawah, Desa Sipak, Desa Pamegersar, Desa Jasinga, Desa Koleang, Desa Bagiang, Desa Tegal Wangi dan Desa Pangaur.

"Saat ini Koramil, Unsur Muspika, Siaga BPBD, Tagana bersama warga membantu proses evakuasi warga. Kami mengimbau warga yang rumahnya dekat dengan sungai untuk mengungsi," katanya.

Ia menyebutkan, yang sudah terdata oleh pihaknya terkait korban meninggal yakni Hilman, 15, warga Desa Kalong Sawah, Kecamatan Jasinga. "Korban hingga saat ini belum ditemukan karena terseret arus derasnya Sungai Cidurian," jelasnya.

Sementara itu, Sekretaris Kecamatan Jasinga Totok Supriyadi saat dikonfirmasi menyebutkan pihaknya belum bisa menjelaskan secara detail terkait data korban meninggal, maupun warganya yang mengungsi akibat banjir bandang ini.

Hal itu karena petugas kecamatan masih melakukan pendataan. Untuk di Jasinga, wilayah yang paling parah terkena dampak banjir bandang Sungai Cidurian adalah Kampung Parung Sapi, Desa Sipak. "Bahkan beberapa rumah hanyut tersapu banjir. Sampai saat ini kita masih melakukan pendataan terkait korban. Tapi saat ini air perlahan sudah mulai surut," ujarnya. (ssb)
 


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar