Ketersediaan Beras di Kepri Selama Ramadhan dan Idul Fitri Aman
TRANSKEPRI.COM.TANJUNGPINANG- Gubernur Kepri Ansar Ahmad dan Tim Pengemdalian Inflasi Daerah (TPID) Kepri memastikan kebutuhan beras di Kepulauan Riau, untuk bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri dalam kondisi cukup.
"Cadangan stok beras yang tersedia di Bulog Batam yang membawahi Karimun, Bulog Tanjungpinang yang membawahi Bintan dan juga Lingga sejauh ini tersedia stok yang memadai, " kata Gubernur Ansar Ahmad bersama Tim TPID Kepri, saat menggelar konferensi pers di Gudang Bulog Batu Ampar Kota Batam, Selasa (27/2).
Dilaporkan pula pada kesempatan tersebut, dua bulog baik Kota Batam dan Kota Tanjungpinang, ketersediaan di beras yang ada di gudang maupun yang tengah dalam perjalanan sangat mencukupi untuk mememuhi kebutuhan beras hingga 4 sampai 5 bulan kedepan. Secara keseluruhan sendiri, tersedia stok beras sebanyak 1.200 ton di Bulog.
Dikatakan Gubernur Ansar, meski secara nasional saat ini, hampir di seluruh wilayah tanah air mengalami kenaikan harga beras bahkan ada beberapa wilayah hingga terjadi kelangkaan stok beras, namun di Kepri hal tersebut tidak terjadi. Dimana di Kepri, secara umum meski ada kenaikan harga, namun masih dalam batas yang wajar.
"Dengan kata lain, kenaikannnya tidak terlalu besar, jika kita bandingkan dengan kenaikan beras yang terjadi di berbagai wilayah di tanah air, " jelas Gubernur Ansar.
Karenanya tambah Gubernur Ansar, masyarakat Kepri diminta untuk tidak panic buying, terutama dalam membeli dan memenuhi kebutuhan beras. Mengingat ketersediaan dan stok bahan yang ada tersedia dan cukup untuk memenuhi meningkatnya konsumsi saat bulan suci ramadhan dan lebaran nanti.
Tidak itu saja tambah Gubernur Ansar, kebutuhan pokok prioritas lainnya seperti cabe sejauh ini relatif aman. Apalagi TPID terus mengawasi ketersediaan dan pengendaliannya di pasar.
Bahkan Pemerintah Provinsi Kepri dan Badan Pangan Nasional telah menerapkan pemberlakuan subsidi transportasi untuk mendatangkan cabe dari luar Kepri. Termasuk dalam waktu dekat akan masuk dari Sulawesi dan juga Aceh.
Pemprov Kepri dan Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Kepri juga terus berupaya melakukan pengembangan budidaya tanaman cabe. Dimana Pemerintah Provinsi Kepri sendiri, telah mengalokasikan lahan seluas 270 hektar. Meski saat ini, baru 100 hektar yang telah dikembangkan. Dengan demikian, kebutuhan cabe di Kepri yang per tahunnya mencapai 850 ton, diupayakan dipenuhi sendiri.
"Saat ini petani cabe kita baru bisa memenuhi kebutuhan kurang lebih 600 ton. Sisa yang 250 ton inilah, yang masih kita datangkan dari luar, " jelas Gubernur Ansar.
Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional terus melakukan intervensi pasar untuk menyeimbangkan harga pangan, yang salah satunya terus dilaksanakan Bulog. Dimana pemerintah menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) dengan mendatangi langsung ke pemukiman penduduk atau tempat keramaian. Juga program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang disalurkan ke retail modern, pasar tradisional hingga pasar induk.
"Bahkan jika diperlukan kita siap selalu menggelar operasi pasar, " tambahnya.
Tak lupa, pada kesempatan tersebut Gubernur Ansar yang di dampingi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Kepri Suryono, juga menyoroti terkait terjadinya kenaikan inflasi khsuusnya periode bulan Desember 2023 dari 2,76 persen naik ke angka 3,38 persen pada bulan Januari 2024. Hal ini terjadi dikarenakan adanya beberapa fakfor yang menyebabkan terjadinya inflasi.
Dalam hal ini, dikarenakan adanya kenaikan tarif parkir khsuusnya di Kota Batam. Juga adanaya kenaikan harga jual elpiji ukuran 3 kg. Dan yang terakhir inflasi terjadi karena adanya kenaikan biaya berobat dan tarif rumah sakit. Dimana semua terjadi di Kota Batam, sebagai daerah yang paling berpengaruh dalam menentukan lajunya inflasi di Kepulauan Riau.
"Karenanya, kita berharap Pemerintah Kota Batam bisa melihat dan meninjau lagi kebijakan kebijakan yang diberlakukan, agar tidak mengganggu upaya recovery ekonomi, dalam rangka mengendalikan laju inflasi di Kepri terus terkendali, " tutupnya.
Sementara itu Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepri Suryono mengatakan, terkait kenaikan harga beras di Kepri, sejauh ini masih dalam batas yang wajar. Sebab banyak beberapa daerah di Indonesia, justru harga beras sudah jauh mengalami kenaikan harga, jika dibanding harga sebelumnya.
Terlebih tambah Suryono, kita juga terus berkoordinasi dan bersinergi dengan semua stakeholder yang terkait, mulai dari Bank Indonesia sendiri, Tim TPID Provinsi Kepri, Pemerintah Daerah, Bulog hingga distributor. Dimana stakeholder terus berkomitmen, untuk terus bersama- sama menjaga ketersediaan beras di Kepulauan Riau.
"Ini juga yang membuat keterediaan bahan sembako khususnya beras di Kepri aman dan terkendali hingga 4 dan 5 bulan kedepan," tutupnya. (advertorial)
Tulis Komentar