Ini Spesifikasi Hawk-200 yang Manuver saat Perayaan HUT Batam 2019
TRANSKEPRI.COM.BATAM- Pesawat yang mulai datang tahun 1996 ini adalah penempur ringan produksi British Aerospace.
Harus diakui, jet tempur Hawk-200 berukuran lebih kecil dibandingkan F-16 apalagi Sukhoi Su-27/30. Secara spesifikasi, pesawat ini jelas kalah baik dari dimensi, radius tempur, kemampuan maupun tingkat deterennya. Namun jangan salah, penerbang-penerbang TNI AU berhasil membuat pesawat ini mampu merandengi kemampuan pesawat lain yang kelasnya di atas.
Sebut saja kisah Hawk 200 TNI AU yang saat itu BKO (Bawah Kendali Operasi) di Lanud El Tari Kupang mencegat F/A-18 Hornet RAAF (Royal Australian Air Force) pada 16 September 1999 yang nyelonong masuk wilayah udara Republik Indonesai tanpa izin saat transisi merdekanya Timor Timur. Terjadi duel udara yang seru di atas Laut Timor. Saling kejar dan saling kunci terjadi. Beruntung, tidak terjadi penembakan peluru kendali (rudal) meskipun posisi Hawk saat itu sudah locked on ke Hornet.
Beruntung bagi Hornet Australia, perintah dari komando atas TNI AU hanya membayang-bayangi. Jika perintahnya adalah tembak, dipastikan Hornet RAAF sudah hancur diterjang rudal AIM-9P Sidewinder yang digotong Hawk TNI AU. Meskipun berbeda kelas, harus diakui kemampuan Hawk 200 di tangan penerbang TNI AU tidaklah inferior. Hawk mampu mengimbangi manuver Hornet dengan baik dalam duel jarak dekat.
Ditempatkannya Hawk 200 - pesawat tempur yang saat ini ditempatkan di Pekanbaru dan Pontianak dimaksudkan untuk mengawasi ruang udara Indonesia wilayah Barat yang mencakup Sumatera, Jawa bagian barat, dan sebagian Kalimantan. Termasuk di dalamnya Selat Malaka dan Laut Natuna yang sedang “panas” akibat konflik perbatasan beberapa negara.
Dengan wilayah tugasnya yang sedemikian luas, tentu pesawat ini bukan pesawat abal-abal. Kita simak kemampuannya :
Mesin Adour Mk.871 yang berdaya dorong 6.000 pon memampukan pesawat melesat sampai kecepatan 1,2 mach
Sistem avionik modern seperti :
FLIR (forward looking infra red), perangkat infra merah untuk operasi malam hari buatan GEC-Marconi
Laser range finder, perangkat laser untuk menentukan jarak ke obyek buatan Ferranti
Radar AN/APG-66H untuk menjejak obyek sejauh 34,5 nautical miles atau kurang lebih 62 kilometer.
RWR (Radar Warning Receiver), perangkat penyadap pancaran gelombang radar musuh buatan GEC-Marconi
MPD (Multi Purpose Display), layar multifungsi yang menampilkan seluruh data dan parameter terbang yang ditampilkan dalam bentuk digital.
HUD (Head Up Display), suatu tampilan transparan yang menyajikan data tanpa mengharuskan pengguna memalingkan kepalanya. Data ini seolah tersaji di kanopi pesawat yang terhubung secara elektronik dengan helmet penerbang.
HOTAS (Hands-on Throttle and Stick), sistem kemudi yang menempatkan semua fungsi ppada stick kemudi.
Inflight-refueling probe, perangkat pengisian bahan bakar di udara yang meningkatkan radius tempur pesawat menjadi lebih jauh tanpa harus landing di pangkalan.
Daya angkut senjata sampai 3,5 ton terdiri atas rudal udara ke udara jarak pendek AIM-9P Sidewinder, rudal udara ke darat AGM-65 Maverick, kanon Aden kaliber 30 mm, rocket launcher serta bom Mk.82.
Dengan segala perlengkapan di atas, jet ini memang tidak bisa dipandang sebelah mata kemampuan tempurnya. Kecil-kecil cabe rawit! Begitu mungkin istilah yang pas disematkan kepada Hawk 200 TNI AU. (009)
Tulis Komentar