Waspada ! Seorang Karyawan di Batam Diduga Korban Penipuan Obat Abate

Diduga seorang karyawan di Batam korban penipuan dengan Modus menjual obat bubuk pemberantas nyamuk demam berdarah (Abate) di Kota Batam, pada Kamis (24/08) transkepri.com/adri

TRANSKEPRI.COM.BATAM-  Demam Berdarah (DBD) Penyakit yang disebabkan oleh nyamuk, menjadi peluang oleh orang yang tidak bertanggungjawab untuk mendapatkan keuntungan pribadi, dengan menjual obat penanggulangan wabah DBD dan chikungunya. 

Dengan aksi yang diduga hanya modus mencari keuntungan pribadi. Pelaku mendapat keuntungan dari hasil menjual serbuk "Abate" yang diakuinya bisa mencegah wabah DBD.

Adapun korbannya berisinial D menjadi korban diduga penipuan jual beli obat bubuk Abate. Korban merupakan salah seorang pekerja di suatu toko rokok elektrik di Mitra 2, Batam Kota, Kota Batam. Pelaku mengaku dari lingkungan itu berkeliling mendatangi toko tersebut dengan tujuan menjual 3 (tiga) paket serbuk (Abate) seharga Rp 200 ribu.

Korban berinisial D, mengaku sudah membeli obat Abate tersebut seharga Rp 200 ribu, dengan disertai kuitansi pembelian yang memiliki cap bertulisan "Peduli Program Lingkungan Abateisasi". Karena ada keterangan dari pelaku yang menyebut dari lingkungan tersebut D (korban) pun membeli obat bubuk tersebut.

"Awalnya dia datang ke toko dimana tempat saya bekerja, lalu dia bilang dari orang lingkungan. Dia bilang ini pembayaran tahunan dan dia ngasih nota dan meminta bayaran untuk obat Abate itu senilai Rp 200 ribu," ucap D kepada transkepri.com saat dikonfirmasi, pada Kamis (24/08) siang.

Ia menjelaskan, pada saat didatangi orang yang mengaku sebagai petugas lingkungan itu, dirinya mengatakan ia akan menghubungi atasannya dulu untuk konfirmasi terkait pembayaran tahunan dengan modus menjual obat Abate.

"Pada saat saya mau menghubungi bos, lalu orang yang menawarkan obat itu menjawab kepada saya "tidak perlu lagi hubungi atasan kamu, sebab atasanmu sudah tau , dan kemaren juga dia ada minta obat untuk pembasmi nyamuk di Puskesmas" orang ini menjawab dengan posisi buru-buru karena dia bilang ke saya ada banyak lagi orang yang mau di temuinya," ungkap D.

Setelah membayar uang senilai Rp 200ribu tersebut, ia curiga dengan kejadian itu, bergegas ia menghubungi atasannya guna untuk mengkonfirmasi atas kejadian tersebut. Dan setelah menghubungi atasnya, atasnya menjawab "saya tidak tau soal ini , dan tidak pernah melihat orang tersebut", sontak dia kaget mendengar jawaban dari atasannya.

"Karena bos tidak tau terkait persoalan ini dan tidak mengenal orang tersebut, saya harus mengganti uang perusahaan senilai Rp 200 ribu saya merasa di rugikan akibat perbuatan orang yang mengaku dari lingkungan tersebut," kata D.

Ia juga berharap, orang seperti ini harus segera ditindaklanjuti oleh pihak yang berwajib agar tidak ada kejadian seperti ini lagi dan tidak merugikan masyarakat.(adri)


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar