Google, Apple, dan Microsoft Dikritik Mozilla Terkait Browser Default

Mozilla mengkritik Google, Apple, dan Microsoft karena mendorong pengguna menggunakan browser default di sistem operasi mereka.

TRANSKEPRI.COM. JAKARTA -  Mozilla mengkritik Google, Apple, dan Microsoft karena mendorong pengguna menggunakan browser default di sistem operasi mereka. Laporan terbaru menyoroti praktik anti persaingan dari raksasa teknologi yang memaksa pengguna menjauh dari browser lain.
Laporan berjudul Five Walled Gardens menganalisis masalah yang disebabkan oleh Google, Apple, Microsoft, Amazon, dan Meta (Facebook). Mozilla melakukan survei untuk mengetahui bagaimana pengguna di seluruh dunia menggunakan browser.
Lebih dari 6.000 responden berasal dari Australia, Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, India, dan Kenya. Mereka ditanya tentang pengalaman menggunakan browser web, mengubah browser default, dan lain-lain.

Laporan tersebut menyoroti fakta bahwa hanya ada tiga mesin peramban yang digunakan di berbagai platform, yaitu Apple Safari (mesin WebKit), Google Chromium (Blink), dan Mozilla Firefox (Gecko). Hal ini menyebabkan kurangnya keragaman mesin browser.

Mozilla mengatakan, sistem operasi modern dirancang melawan interoperabilitas dan menggabungkan berbagai aplikasi untuk perpesanan, email, peta, dan asisten suara. Aplikasi seperti itu dapat menimbulkan risiko terhadap privasi pengguna.

Selain itu, laporan juga menyoroti fakta bahwa tidak mudah untuk menghapus browser sebagai opsi default atau menghapus aplikasi sepenuhnya. Misal, Apple yang tidak mengizinkan peramban lain di iOS dan iPadOS sehingga membatasi pengembang aplikasi ke mesin WebKit.

Mesin pencari di sistem operasi

Dilansir Ghacks, Rabu (28/9/2022), Mozilla mengkritik bagaimana Windows 11’s Search melewati preferensi browser default untuk membuka tautan dan hasil pencarian di Microsoft Edge. Ini merupakan upaya agresif untuk mempromosikan browsernya melalui Bing Search dan mengesampingkan pengaturan browser default untuk memaksa pengguna menggunakan Edge.

iOS menggunakan Safari untuk melakukan pencarian web saat pengguna menggunakan fitur pencarian. Sedangkan Android tidak berbeda, berkat widget Google di layar beranda yang mengarahkan pencarian melalui aplikasi Chrome.

Kurang dari separuh responden survei di beberapa wilayah mengetahui cara mengubah browser default di komputer desktop atau ponsel mereka. Untuk jumlah orang yang mengubah browser lebih rendah, sekitar 10 hingga 20 persen. Mozilla mengatakan bahwa ini bisa terjadi karena banyak langkah yang terlibat dalam proses, yaitu, menggunakan App Store atau Play Store, mencari browser, mengunduh dan mengaturnya sebagai browser default melalui Settings.

Apple Safari memiliki pangsa 27 persen di pasar browser iOS dan 65 persen orang yang memiliki ponsel Android menggunakan Chrome. Grafik terbaru StatCounter pada Agustus 2022 menunjukkan Firefox memiliki basis pengguna yang sangat sedikit 3,16 persen di seluruh platform, hanya lebih tinggi dari Opera yang sebesar 2,2 persen sementara Edge sedikit lebih tinggi dengan basis pengguna 4,3 persen. Puncak grafik adalah Chrome dan Safari masing-masing sebesar 65,52 persen dan 18,78 persen.
 


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar