"Operasi pencarian telah ditunda pada hari ini karena kegelapan," kata juru bicara kepolisian Bishnu Kumar kepada Reuters.
"Kita tak bisa membuat kemajuan. Pencarian akan diteruskan besok pagi," ucapnya lagi.
Pesawat itu, De Havilland Canada DHC-6-300 Twin Otter yang dioperasikan perusahaan swasta Tata Air, hilang kontak lima menit sebelum mendarat.
Pesawat berangkat dari kota turis Pokhara, 125 km di barat ibu kota Kathmandu. Rutenya menuju Jomsom, sekitar 80 km di utara Pokhara yang merupakan destinasi para turis.
Otoritas setempat mengatakan cuaca buruk dan lanskap pegunungan menyulitkan pencarian pesawat.
"Tim pencarian darat melanjutkan ke arah itu," ujar juru bicara Tata Air Sudarshan Gartaula merujuk ke titik api yang terlihat.
"Itu bisa api dari warga desa atau pengembala sapi. Bisa apa saja," kata dia.
Tata Air mengungkap pesawat itu mengangkut empat warga India, dua Jerman, 16 Nepal dan tiga kru.
The Civil Aviation Authority of Nepal (CAAN) juga mengatakan ada tim yang menuju ke area itu.
Nepal, negara yang memiliki 14 gunung tertinggi termasuk Everest, punya rekor kecelakaan pesawat. Pada awal 2018, penerbangan Bangla Airlines dari Dhaka ke Kathmandu kecelakaan saat mendarat dan terbakar, menewaskan 51 dari 71 orang di dalamnya.
Pada 1992, 167 orang di pesawat Pakistan International Airlines PIAa.PSX tewas ketika menabrak bukit saat mencoba mendarat di Kathmandu. (tm)
Tulis Komentar