Atasi Kebakaran, Australia Kerahkan 3.000 Tentara Cadangan dan Kapal Induk

Pengungsi korban kebakaran hutan tiba dari Mallacoota dengan kapal Angkatan Laut, MV Sycamore, di pelabuhan Hastings, Victoria, Australia. Foto/REUTERS

TRANSKEPRI.COM. SYDNEY - Australia telah memanggil 3.000 tentara militer cadangan untuk membantu mengatasi krisis kebakaran hutan yang sedang berlangsung di negara itu. Kapal induk pembawa helikopter juga ikut dikerahkan.

Perdana Menteri (PM) Scott Morrison, pada Sabtu (4/1/2020), mengumumkan pengerahan pasukan cadangan dalam jumlah besar tersebut. Ini adalah pengerahan pasukan terbesar dalam sejarah di negara itu.

"Keputusan hari ini menempatkan lebih banyak sepatu bot di darat, menempatkan lebih banyak pesawat di langit, menempatkan lebih banyak kapal di laut," kata Morrison, yang telah dipermalukan karena tanggapannya terhadap bencana yang mematikan selama berbulan-bulan.
Seorang jenderal berbintang dua juga telah ditunjuk untuk mengawasi respons militer terhadap krisis kebakaran dan HMAS Adelaide—sebuah kapal induk helikopter—telah dikerahkan untuk membantu upaya pemadaman kebakaran hutan.

Militer Australia selama berbulan-bulan telah membantu dengan pengintaian udara, pemetaan, pencarian dan penyelamatan, logistik dan dukungan udara. Sekitar 2.000 personel militer telah dikerahkan sejak kebakaran hutan melanda Australia.

Di kota kecil Mallacoota, Angkatan Laut Australia diperintahkan untuk mengevakuasi sekitar 1.000 orang yang terjebak oleh kobaran api dan dipaksa menunggu selama berhari-hari di tepi pantai.

Evakuasi pertama dari dua kapal membawa para keluarga, hewan peliharaan, dan beberapa barang telah tiba di dekat Melbourne, Sabtu pagi.
"Pemerintah belum mengambil keputusan ini dengan enteng," kata Menteri Pertahanan Marise Payne. "Ini adalah pertama kalinya (pasukan) cadangan dipanggil dengan cara ini dalam memori hidup dan, pada kenyataannya, saya percaya untuk pertama kalinya dalam sejarah bangsa kita," ujarnya.

Sejumlah kecil pasukan cadangan telah dipanggil akhir tahun lalu untuk membantu dengan krisis kebakaran hutan di Queensland.

Pengumuman PM Morrison muncul setelah berminggu-minggu dirinya dikritik atas keputusannya pergi berlibur ke Hawaii di tengah bencana kebakaran. Dia juga dikritik karena penolakannya untuk meningkatkan target pengurangan emisi atau mengekang ekspor batubara.

Morrison membela penanganannya terhadap krisis kebakaran dan berusaha mengecilkan kritik terhadapnya.

Seorang wanita hamil yang menangis dan seorang petugas pemadam kebakaran sukarela menolak untuk menjabat tangannya. Para penduduk lainnya juga melontarkan pelecehan verbal terhadap pemimpin Australia ini.

"Orang-orang dalam situasi ini memiliki campuran emosi," kata Morrison. "Lengan-lengan ini telah memberikan banyak pelukan," ujarnya seperti dikutip AFP. (ssb)


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar