TAUSIYAH
Asal-usul Orang Arab dan Suku-sukunya
TRANSKEPRI.COM. Menurut bahasa, Arab artinya padang pasir, tanah gundul dan gersang yang tiada air dan tanamannya. Sebutan dengan istilah ini sudah diberikan sejak dahulu kala kepada jazirah Arab, sebagaimana sebutan yang diberikan kepada suatu kaum yang disesuaikan dengan daerah tertentu, lalu mereka menjadikannya sebagai tempat tinggal.
Jazirah Arab dibatasi Laut Merah dan gurun Sinai di sebelah barat, di sebelah timur dibatasi teluk Arab dan sebagian besar negara Iraq bagian selatan. Di sebelah selatan dibatasi laut Arab yang bersambung dengan lautan India dan di sebelah utara dibatasi negeri Syam dan sebagian kecil dari negara Iraq. Luasnya membentang antara satu juta mil kali satu juta tiga ratus ribu mil.
Jazirah Arab memiliki peranan yang sangat besar karena letak geografisnya. Dilihat dari kondisi internalnya, Jazirah Arab hanya dikelilingi gurun dan pasir di segala sudutnya. Karena kondisi seperti inilah yang membuat jazirah Arab seperti benteng pertahanan yang kokoh, yang tidak memperkenankan bangsa asing untuk menjajah, mencaplok dan menguasai Bangsa Arab. Oleh karena itu penduduk jazirah Arab hidup merdeka dan bebas dalam segala urusan semenjak zaman dahulu.
Dalam Sirah Nabawiyah yang ditulis Syekh Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury menyebutkan silsilah keturunan dan cikal-bakalnya, kaum Arab dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Arab Ba-idah
Yaitu kaum-kaum Arab terdahulu yang sudah punah dan tidak mungkin sejarahnya bisa dilacak secara rinci dan komplit, seperti 'Ad, Tsamud, Thasm, Judais, 'Imlaq dan lain-lainnya.
2. Arab 'AAribah
Yaitu kaum-kaum Arab yang berasal dari keturunan Ya'rib bin Yasyjub bin Qahthan, atau disebut pula Arab Qahthaniyah.
3. Arab Musta'ribah
Yaitu kaum-kaum Arab yang berasal dari keturunan Isma'il, yang disebut pula Arab 'Adnaniyah.
Tempat kelahiran Arab 'AAribah atau kaum Qahthan adalah negeri Yaman, lalu berkembang menjadi beberapa kabilah dan suku, yang terkenal adalah dua kabilah:
1. Kabilah Himyar, yang terdiri dari beberapa suku terkenal, yaitu Zaid Al-Jumhur, Qudha'ah dan Sakasik.
2. Kabilah Kahlan, yang terdiri dari beberapa suku terkenal yaitu Hamadan, Anmar, Thayyi', Madzhaj, Kindah, Lakham, Judzam, Azd, Aus, Khazraj, anak keturunan Jafnah raja Syam dan lain-lainnya. Suku-suku Kahlan banyak yang hijrah meninggalkan Yaman, lalu menyebar ke berbagai penjuru Jazirah menjelang terjadinya banjir besar saat mereka mengalami kegagalan dalam perdagangan. Hal ini sebagai akibat dari tekanan Bangsa Romawi dan tindakan mereka menguasai jalur perdagangan laut dan setelah mereka menghancurkan jalur darat serta berhasil menguasai Mesir dan Syam, (dalam riwayat lain) dikatakan: bahwa mereka hijrah setelah terjadinya banjir besar tersebut.
Kelahiran Nabi Ismail
Dikisahkan, Nabi Ibrahim ' Alaihis Salam hijrah dari Iraq ke Haran atau Hirran, termasuk pula ke Palestina, dan menjadikan negeri itu sebagai pijakan/markas dakwah beliau. Beliau banyak menyusuri pelosok negeri ini dan lainnya, dan beliau pernah sekali mengunjungi Mesir. Fir'aun (sebutan bagi penguasa Mesir) kala itu berupaya melakukan tipu daya dan niat buruk terhadap istri beliau, Sayyidah Sarah.
Namun Allah membalas tipu dayanya (senjata makan tuan). Dan tersadarlah Fir'aun itu betapa kedekatan hubungan Sarah dengan Allah hingga akhirnya ia jadikan anaknya. Sayyidah Hajar sebagai abdinya (Sarah). Hal itu dia lakukan sebagai tanda pengakuannya terhadap keutamaannya, kemudian dia (Hajar) dikawinkan oleh Sayyidah Sarah dengan Nabi Ibrahim. Ibrahim 'Alaihis Salam kembali ke Palestina dan Allah menganugerahinya Nabi Isma'il dari Ibunda Hajar.
Sayyidah Sarah pun terbakar api cemburu. Dia memaksa Nabi Ibrahim untuk mengekstradisi Hajar dan putranya yang masih kecil, Isma'il. Maka beliau membawa keduanya ke Hijaz dan menempatkan mereka berdua di suatu lembah yang tiada ditumbuhi tanaman (gersang dan tandus) di sisi Baitul Haram (Makkah) yang saat itu hanyalah berupa gundukan-gundukan tanah.
Rasa gundah mulai menggayuti pikiran Ibrahim, Beliau menoleh ke kiri dan kanan, lalu meletakkan mereka berdua di dalam tenda, diatas mata air zamzam, bagian atas masjid. Dan pada saat itu tak ada seorang pun yang tinggal di Makkah dan tidak ada mata air. Beliau meletakkan di dekat mereka kantong kulit yang berisi kurma, dan wadah air.
Setelah itu beliau kembali lagi ke Palestina. Berselang beberapa hari kemudian, bekal dan air pun habis. Sementara tidak ada mata air yang mengalir. Di sana tiba-tiba mata air Zamzam memancar berkat karunia Allah, sehingga bisa menjadi sumber penghidupan bagi mereka berdua hingga batas waktu tertentu. Kisah mengenai hal ini sudah banyak diketahui secara lengkapnya.
Asal usul Quraisy sendiri berasal dari suku Kinanah bin Khuzaimah. Dari Kinanah inilah muncul Quraisy, yaitu anak keturunan Fihr bin Malik bin an-Nadhar bin Kinanah.
Quraisy terbagi menjadi beberapa kabilah, yang terkenal adalah Jumuh, Sahm, 'Udai, Makhzum, Tim, Zuhrah dan suku-suku Qushay bin Kilab, yaitu Abdud Dar bin Qushay, Asad bin Abdul 'Uzza bin Qushay dan Abdu Manaf bin Qushay.
Sedangkan Abdu Manaf mempunyai empat anak: Abdu Syams, Naufal, al-Muththalib dan Hasyim. Hasyim adalah keluarga yang dipilih oleh Allah yang di antaranya muncul Muhammad bin Abdullah bin Abdul-Muththalib bin Hasyim. Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah bersabda: "Sesungguhnya Allah telah memilih Isma'il dari anak keturunan Ibrahim, memilih Kinanah dari anak keturunan Isma'il, memilih Quraisy dari anak keturunan Bani Kinanah, memilih Bani Hasyim dari keturunan Quraisy dan memilihku dari keturuan Bani Hasyim." (HR Muslim dan at-Turmudzy)
Dari al-'Abbas bin Abdul Muththalib, dia berkata, " Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: "Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk, lalu Dia menjadikanku dan sebaik-baik golongan mereka dan sebaik-baik dua golongan, kemudian memilih beberapa kabilah, lalu menjadikanku di antara sebaik-baik kabilah, kemudian memilih beberapa keluarga lalu enjadikanku di antara sebaik-baik keluarga mereka, maka aku adalah sebaik-baik jiwa di antara mereka dan sebaik-baik keluarga di antara mereka". (Diriwayatkan oleh at-Turmudzy)
Setelah anak-anak 'Adnan beranak-pinak, mereka berpencar di berbagai tempat di penjuru jazirah Arab, menjelajahi tempat-tempat yang banyak curah hujannya dan ditumbuhi oleh tanaman.
Tulis Komentar