Trump Telepon PM Israel Netanyahu Bahas Ancaman Iran

Dokumentasi pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald John Trump (kiri) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Rose Garden Gedung Putih, Washington, 25 Maret 2019. Foto REUTERS Leah Millis

TRANSKEPRI.COM. WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald John Trump melakukan pembicaraan telepon dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu pada hari Minggu waktu Washington. Kedua pemimpin ini membahas tentang ancaman Iran dan masalah lainnya.

"Para pemimpin membahas ancaman dari Iran, serta masalah-masalah bilateral dan regional penting lainnya," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan email yang dilansir Reuters, Senin (2/12/2019).

Hubungan antara Iran dan Amerika Serikat telah memburuk sejak tahun lalu ketika Trump menarik Washington keluar dari perjanjian nuklir 2015 antara Teheran dan enam kekuatan dunia (AS, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China). Langkah Trump itu diikuti dengan penerapan kembali sanksi Amerika terhadap Iran.

Iran sendiri telah memperingatkan bahwa persenjataan rudalnya ditujukan pada 21 pangkalan militer AS di Timur Tengah. Peringatan tersebut disampaikan Jenderal Allahnoor Noorollahi, penasihat utama Pejabat Perguruan Tinggi Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran dalam pidato untuk memperingati 40 tahun pembentukan pasukan paramiliter Basij di kota Bushehr selatan.

Pidato itu sebenarnya disampaikan 29 November lalu, namun baru dilansir sejumlah media Timur Tengah, Senin (2/12/2019), yang mengutip terjemahan Middle East Media Research Institute (MEMRI).

Jenderal Noorollahi dalam pidatonya mengatakan bahwa Iran memiliki kemampuan untuk meruntuhkan Haifa dan Tel Aviv—dua kota di Israel—ke tanah

"Iran adalah kekuatan rudal (terkuat) keempat di dunia setelah AS, Rusia, dan China," ujarnya.

Noorollahi mengklaim aliansi militer NATO dilaporkan telah memperingatkan bahwa Iran dapat meluncurkan sebanyak 20.000 rudal per hari. Menurutnya, jumlah itu sebenarnya bisa lebih tinggi dalam konflik di masa depan dengan Amerika Serikat.

“Sayangnya, beberapa negara Teluk telah menjadi kamp militer untuk musuh kami. Saya harus mengatakan ini, 21 pangkalan mereka merupakan target untuk rudal kami. NATO sendiri mengumumkan bahwa 110 pangkalan rudal Iran dan tempat peluncurannya mampu meluncurkan 20.000 rudal per hari. Ini yang dikatakan musuh. Mereka hanya mengakui sebagian (dari kemampuan kami). Ketika suatu negara mengungkapkan tidak hanya pangkalan misil bawah tanahnya tetapi juga misil 'kota'-nya kepada musuh, ini mencerminkan kesiapan dan kemampuan," paparnya.

"Itu berarti bahwa kita memiliki kemampuan untuk menghadapi musuh terbesar," imbuh dia, merujuk pada AS, yang oleh rezim Teheran telah lama didianggap sebagai musuh bebuyutannya dan menjulukinya sebagai "Setan Besar".

Dia mengatakan sekutu regional Amerika bukanlah musuh Iran. Dia juga menegaskan kembali klaim Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei bahwa Republik Islam Iran mampu meruntuhkan Tel Aviv dan Haifa ke tanah.
(mas) (Sindonews.com)


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar