BATAM DOLOE DAN KINI (24)

Mengenal Perkampungan Duriangkang

Kawasan Duriangkang

TRANSKEPRI.COM.BATAM- Sepenggal siang yang khidmat di sebuah sudut Duriankang tempo doeloe. Foto yang di-shoot pada medio 1980-an ini, menampakkan kerumunan warga Tionghoa Duriankang sedang menaja prosesi pemakaman salah seorang warganya yg meninggal dunia.

Zaman segini, Duriankang telah berkembang menjadi perkampungan besar yang di sejumlah titiknya kebanyakan dimukimi oleh warga Tionghoa. Puluhan tahun sebelumnya, kampung ini malah telah memfungsikan diri sebagai pusat  pemerintahan yang khusus mengurusi warga Tionghoa, dan dipimpin oleh seorang kepala dusun yang disebut "taulo."  Taulo ini membawahi sejumlah "kangchu" atau kepala sungai, yg wilayah administrasinya tersebar di banyak titik semisal Seipanas, Pulau Buluh, Sambau hingga Batuaji.

Peran taulo di masanya tak melulu mengurusi administrasi warga tapi bertanggungjawab juga memasok kebutuhan pokok seluruh perkampungan Tionghoa. Maka tak heran kalau seorang taulo selalunya merangkap peran sebagai tauke. Taulo pertama yang diangkat bernama Tio Ju Choi bermarga Tio Ciew. Setelah wafat ia digantikan menantunya Tan Tek Jui. Estafet kepemimpinan kemudian beralih ke anaknya Tan Su Hong dan terakhir taulo yang berkuasa di Duriankang bernama Tio Seng Liak.

Usai peristiwa konfrontasi Indonesia- Malaysia, perlahan warga Tionghoa mulai hijrah ke Bengkong, sebagian ke Tanjungpinang dan tidak sedikit yg berpindah ke Jodoh yang dah mulai bangkit menjadi sentra perniagaan dan pemukiman baru di Batam.

Hingga menginjak tahun 1990, warga Tionghoa yg bertahan di Duriankang tinggal 20 kepala keluarga dan akhirnya dipindahkan Otorita Batam ke Batuaji Lama dan Seipancur. Perpindahan ini tak terlepas dari rencana Otorita Batam menjadikan kawasan tempat mereka bermukim sebagai catchment area DAM Duriankang dan sebagian lagi digunakan untk proyek pembangunan Kawasan Industri Batamindo..

So, its proven... warga Tionghoa di masa lalu dah berkontribusi bagi Batam. Mereka beri laluan pemerintah untk membangun dengan rela berhijrah dan meninggalkan kampung yang dah puluhan tahun jadi tempat bermukim dan beranakpinak. 

Kini, kalau Anda punya nyali berlebih, sekali waktu datangi Duriankang yg telah menghutan. Anda akan temukan tapak2 rumah, sumur hingga makam2 tua.

Kalau lagi beruntung, Anda bisa "panen" buah rambutan, mangga hingga nangka di bekas kebun mereka.(tm)


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar