OPINI

Pentingnya Menanamkan Karakter Positif Sejak Dini Bagi Anak Didik

Kartini

Oleh: Kartini
Pengajar di SMP N 1 Siantan

 

KEDUDUKAN karakter dalam perjalanan setiap manusia sangat penting sekali, bahkan pembentukan karakter sejak dini akan sangat menentukan bagaimana seseorang dalam menjalani hidupnya.

 Siapapun dia, apapun profesinya, ketika memiliki karakter positif, tentu akan lebih baik dari pada yang tidak memiliki karakter. Maka dari itu, penanaman karakter positif ini sangat diperlukan sejak dini agar bisa menjadi modal mereka dalam mengarungi perjalanan hidup yang sangat berat.

Karakter yang kuat, berani dan tidak mudah menyerah akan sangat membantu siapapun dalam menjalani hidup. Karakter positif selalu bisa diterapkan dalam berbagai profesi, baik seorang pebisnis, pendidik, atau profesi lainnya.

Seperti kita ketahui bersama bahwa yang sering menjadi masalah bangsa Indonesia ini adalah banyaknya manusia Indonesia yang tidak memiliki karakter positif sehingga dimanapun mereka berada akan selalu menimbulkan masalah dan bukan menjadi solusi dari sebuah masalah.

Menurut Kemedikbud Pengertian karakter merupakan bentuk cara berpikir serta berperilaku seseorang yang nantinya akan menjadi ciri khasnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem (Mendikbud) Nadiem Makariem menyebut pendidikan karakter merupakan prioritas pemerintah saat ini.

Menurutnya, derasnya arus informasi di zaman teknologi saat ini bisa membuat orang kehilangan arah akibat percaya dengan informasi yang tidak benar atau hoax."Pertama, yang terpenting itu pendidikan karakter. Sekarang yang sedang terjadi dengan besarnya peran teknologi, kalau pemuda tidak punya karakter, integritas, analisa informasi dengan kuat, maka akan tergerus dengan berbagai macam informasi yang tidak benar," terang dia, dalam rapat dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dilansir Antara, Rabu (6/11/2019).

Oleh karena itu, salah satu prioritasnya adalah pendidikan karakter. Pendidikan karakter, ada yang sifatnya kognitif, ada yang sifatnya moral atau akhlak.

Pendidikan karakter adalah suatu sistem pendidikan yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai karakter tertentu kepada peserta didik yang di dalamnya terdapat komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, serta tindakan untuk melakukan nilai-nilai tersebut.Pendidikan karakter (character education) sangat erat hubungannya dengan pendidikan moral dimana tujuannya adalah untuk membentuk dan melatih kemampuan individu secara terus-menerus guna penyempurnaan diri kearah hidup yang lebih baik.

Pembentukan karakter individu pada umumnya melalui berbagai proses dimana banyak faktor yang berperan selama proses pembentukan karakter berlangsung. Karakter terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.

 Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain
 Pengembangan karakter peserta diddik di Sekolah,Guru memiliki posisi  strategis sebagai pelaku utama,Guru merupakan sosok yang digugu dan ditiru atau menjadi idola bagi peserta didik,guru bias menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi peserta didiknya.

Sikap dan prilaku seorang guru sangat membekas dalam diri siswa,sehingga ucapan,karakter dan kepribadian guru menjadi cermin siswa.Dengan demikian guru memiliki tanngung jawab yang besar dalam menghasilkan generasi yang berkarakter,berbudaya dan bermoral.

Tugas-tugas manusiawi itu merupakan transpormasi,identifikasi dan pengertian tentang diri sendiri yang harus dilaksanakn secara bersama-sama dalam kesatuan yang organis,harmonis dan dinamis
Ada beberapa strategi yang dapat memberikan peluang dan kesempatan bagi guru untuk memainkan perannya secara optimal dalam hal pengembangan pendidikan karakter peserta didik di sekolah,sebagai berikut;

1.Optimalisasi peran guru dalam proses pembelajaran.

Guru seharusnya tidak menempatkan dirinya sebagai aktor yang dilihat dan didengar oleh peserta didik,tetapi guru seyognya berperan sebagai sutradara yang mengarahkan, membimbing, memfasilitasi dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik dapat melakukan dan menemukan sendiri hasil dari pembelajaran.

2. Integrasi materi pendidikan karakter ke dalam mata pelajaran.

Guru dituntut untuk perduli, mau dan mampu mengaitkan konsep-konsep pendidikan karakter pada materi-materi pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampunya. Dalam hubungannya dengan ini, setiap guru dituntut untuk terus menambah wawasan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan pendidikan karakter, yang dapat diintergrasikan dalam proses pembelajaran.

3. Mengoptimalkan kegiatan pembiasaan diri yang berwawasan pengembangan budi pekerti dan  akhlak mulia. 

Para guru (pembina program) melalui program pembiasaan diri lebih mengedepankan atau menekankan kepada kegiatan-kegiatan pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia yang kontekstual, kegiatan yang menjurus pada pengembangan kemampuan afektif dan psikomotorik.

4.  Penciptaan lingkungan sekolah yang kondusif untuk tumbuh dan berkembangnya karakter peserta didik.

Lingkungan terbukti sangat berperan penting dalam pembentukan pribadi manusia (peserta didik), baik lingkungan fisik maupun lingkungan spiritual. Untuk itu sekolah dan guru perlu untuk menyiapkan fasilitas-fasilitas dan melaksanakan berbagai jenis kegiatan yang mendukung kegiatan pengembangan pendidikan karakter peserta didik.

5.Menjalin kerjasama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam pengembangan pendidikan karakter.

Bentuk kerjasama yang bisa dilakukan adalah menempatkan orang tua peserta didik dan masyarakat sebagai fasilitator dan nara sumber dalam kegiatan-kegiatan pengembangan pendidikan karakter yang dilaksanakan di sekolah.

6. Menjadi figur teladan bagi peserta didik.

Penerimaan peserta didik terhadap materi pembelajaran yang diberikan oleh seorang guru, sedikit tidak akan berganutng kepada penerimaan pribadi peserta didik tersebut terhadap pribadi seorang guru. fasilitator dan nara sumber dalam kegiatan-kegiatan pengembangan pendidikan karakter yang dilaksanakan di sekolah.

Dalam konteks sistem pendidikan sekolah untuk mengembangkan pendidikan karakter peserta didik, guru harus di posisikan atau memposisikan diri pada hakekat yang sebenarnya, yaitu : a) Guru merupakan Pengajar dan Pendidik yang berarti disamping mentransfer ilmu pengetahuan, juga mendidik dan mengembangkan kepribadian peserta didik melalui interaksi yang dilakukannya di kelas dan luar kelas. b) Guru hendaknya diberikan hak penuh (hak mutlak) dalam melakukan penilaian (Evaluasi) hasil pembelajaran, karena dalam masalah kepribadian atau karakter peserta didik, guru merupakan pihak yang paling mengetahui tentang kondisi dan pengembangannya. Dan c) Guru hendaknya mengembangkan sistem evaluasi yang lebih menitikberatkan pada aspek afektif, dengan menggunakan alat dan bentuk penilaian essay dan wawancara langsung dengan peserta didik. Orang tua pun juga berperan untuk meningkatkan pendidikan karakter untuk anak-anak mereka.*


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar