Korut Pesimis Perundingan dengan AS Berlanjut

Kim Yo Jong

TRANSKEPTI.COM.KORUT- Korea Utara menyatakan pesimis perundingan pencabutan sanksi dan pelucutan senjata nuklir dengan Amerika Serikat akan dilanjutkan pada tahun ini.

Sebab, dua pertemuan sebelumnya, yakni di Singapura pada 2018 dan Vietnam pada 2019, berakhir buntu.

"Saya ragu hal-hal seperti dialog antara Republik Demokratik Korea Utara dan Amerika Serikat akan terjadi tahun ini. Mungkin ada kejutan yang bisa membuat hal itu terjadi, tergantung penilaian dan keputusan antara dua pemimpin negara," kata Kim Yo-jong yang merupakan petinggi Partai Buruh sekaligus adik Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, seperti dilansir kantor berita Korea Selatan, Yonhap News Agency, Kamis (16/7).


Sejak pertemuan di Hanoi, Vietnam, tidak membuahkan hasil dan perundingan antara perwakilan AS dan Korut juga mentok, sampai saat ini belum diketahui apakah Trump dan Kim Jong-un akan kembali berunding sebelum pemilihan presiden AS pada November mendatang. Di sisi lain, Yo-jong menyatakan Korut dan AS masih mempunyai sejumlah perbedaan pandangan yang cukup tajam dalam berbagai persoalan.

Saya melihat perundingan Korut dan AS tidak diperlukan tahun ini dan di masa mendatang, dan bagi kami hal itu tidak menguntungkan kecuali AS mau mengubah pendirian," ujar Yo-jong.

"Kami ingin memperjelas bahwa hal itu bukan berarti pelucutan senjata nuklir tidak mungkin dilakukan. Namun yang kami maksud adalah hal itu belum bisa dilakukan untuk saat ini," lanjut Yo-jong.

Yo-jong menyatakan Korut tidak akan mau membahas kembali usulan AS untuk menghancurkan fasilitas pengayaan nuklir Yongbyon, dan sebagai gantinya AS akan mencabut sanksi ekonomi. Usulan itu ditawarkan di meja perundingan dalam dialog di Hanoi, Vietnam, tetapi akhirnya kedua belah pihak gagal membuat kesepakatan karena AS meminta supaya Korut menutup lebih banyak fasilitas riset dan pengayaan nuklir.

"Kami sudah membuang pencabutan sanksi dari agenda perundingan dengan AS. Saya meyakini tema besar perundingan Korut-AS sebelumnya, yakni pelucutan senjata nuklir dan pencabutan sanksi harus diganti dengan menghilangkan sikap permusuhan dan melanjutkan kembali negosiasi. Kami sanggup hidup di bawah sanksi apapun," ujar Yo-jong.(007)


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar