TRANSKEPRI.COM.BATAM- Kepala RSKI Galang, Kolonel (CHK) DR dr Khairul Ikhsan Nasution menyatakan bahwa madu adalah asupan yang paling ampuh untuk menyembuhkan pasienpositif Covid-19 atau korona.
Pernyataan ini disampaikan oleh dr Ikhsan kepada Tim Posko Lawan Covid-19 Kepri di Batam,
Minggu malam (14/6) di Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Galang.
Menurut Ikhsan, dari banyak pasien positif Covid-19 yang dirawat di RSKI Galang dan dinyatakan sembuh, dengan hasil 2 kali test swab negatif, asupan madu merupakan kunci dari kesembuhan pasien positif tersebut.
“Alhamdulillah, kita sudah berhasil menyembuhkan banyak pasien positif korona, yang sebagian besar dari Batam, kuncinya adalah dengan asupan madu," ujar Ikhsan.
Karena itu, ketersediaan madu menjadi suatu keharusan di RSKI Galang. dr Ikhsan mengakui
bahwa ada banyak saran tentang obat obatan yang ampuh, namun semua itu masih belum cukup menyakinkan.
"Pengalaman kami selama 3 bulan mengoperasikan RSKI Galang, madu adalah faktor kunci dalam penyembuhan," terang Ikhsan.
Ikhsan juga menjelaskan bahwa ketersediaan madu bukan hanya untuk pasien namun juga untuk tenaga medis, para medis dan tenaga kesehatan yang bersama berjuang di RSKI Galang.
"Untuk diketahui, bahwa madu jatah pasien sudah habis, sebab pasien dari Batam masuk terus,
sementara pasokan madu belum ada. Kami terpaksa memotong jatah madu buat tenaga medis, paramedis dan tenaga kesehatan yang ada di RSKI Galang demi kesembuhan pasien," lanjut Ikhsan.
Bagi Ikhsan dan seluruh tim yang ada di RSKI Galang, kesembuhan pasien adalah tujuan utama, tanpa harus mengorbankan kesehatan tim yang dipimpinnya.
"Kita berperang dengan 2 tujuan utama, pasien menjadi sembuh dan kita tidak tertular. Makanya madu adalah kebutuhan dasar bagi kami," terang Ikhsan.
Oleh sebab itu, Ikhsan selalu menitipkan permintaan pasokan madu kepada siapa saja pejabat yang meninjau RSKI Galang. Dan Ikhsan bersyukur, bahwa salah satu yang merespon adalah Plt Gubernur Kepri, Isdianto.
"Kalau pasokan madu untuk kami, tim di RSKI, dipasok oleh Panglima TNI dan masing masing mendapat 1 liter," ujar Ikhsan menerangkan.
Sementara untuk pasien, dibutuhkan pasokan yang lebih cepat dan lebih banyak. Apalagi pasien yang dirawat kebanyakan adalah warga Kota Batam, Provinsi Kepri.(tm)
Tulis Komentar