Puasa Asyura, Hukum, Niat dan Pahalanya

Puasa Asyura

TRANSKEPRI.COM.BATAM- Puasa Asyura tahun ini jatuh pada 10 Muharram 1444 atau 8 Agustus 2022. Seseorang yang hendak berpuasa harus membaca niat puasa asyura terlebih dahulu.

Meskipun sunnah, namun puasa ini sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Hal ini sebagaimana tertuang dalam hadist riwayat Muslim, Abu Dawud dan Ahmad berikut ini.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya, “Shalat manakah yang lebih utama setelah shalat fardhu dan puasa manakah yang lebih utama setelah puasa Ramadhan?” Beliau bersabda, “Shalat yang paling uatama setelah shalat fardhu adalah shalat di tengah malam dan puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah (yakni) Muharram.”

Niat Puasa Asyura

Niat puasa asyura adalah sebagai berikut:

Nawaitu shouma fii yaumi aasyuuroo’ sunnatan lillaahi ta’aalaa

Artinya: saya niat puasa Asyura, sunnah karena Allah Ta’ala

Niat puasa tersebut dibaca pada malam hari sama seperti puasa Ramadhan. Anda juga harus melaksanakan sahur agar Anda mendapatkan kekuatan untuk melaksanakan puasa selama satu hari penuh. Anda diizinkan untuk makan minum ketika adzan magrib tiba, sama seperti puasa ramadhan.

Hukum Puasa Asyura

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa mengutamakan puasa asyura. Apa hukum mengerjakan puasa asyura?

Rasulullah memberi perhatian besar terhadap puasa asyura dibandingkan puasa-puasa sunnah lainnya.

Ketika para sahabat terlihat keberatan karena orang-orang Yahudi juga puasa pada tanggal 10 Muharram, Rasulullah lalu menambahnya dengan puasa satu hari sebelum puasa asyura yakni puasa tasu'a pada 9 Muharram.

Tingkatan Puasa Asyura

Puasa asyura memiliki tiga tingkatan, yaitu:

  • Puasa selama tiga hari yaitu puasa hari kesembilan, kesepuluh, dan kesebelas pada bulan Muharram
  • Puasa selama dua hari yaitu puasa pada hari kesembilan dan kesepuluh saja
  • Puasa selama satu hari saja yaitu puasa pada hari ke sepuluh saja.

Anda bebas memutuskan untuk melaksanakan puasa Asyura dalam tiga hari atau satu hari saja. Silahkan laksanakan sesuai dengan kemampuan.

Tata Cara Puasa Asyura

Tata cara puasa Asyura sama seperti puasa-puasa lainnya, baik wajib maupun sunnah yang membedakan hanya bacaan niatnya dan jadwal pelaksanaannya. Untuk waktu pelaksannanya sama, yaitu dimulai dari terbitnya fajar hingga tenggelamnya matahari.

Selama berpuasa, umat Islam dilarang untuk melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasanya sampai tiba waktunya berbuka.

Amalan Sunnah Lainnya di Bulan Muharram

Selain puasa sunnah Asyura dan Tasua, terdapat beberapa amalan sunnah lainnya yang dapat dikerjakan oleh umat Islam.

Bersedekah di hari Asyura menjadi amalan yang sangat dianjurkan ketika bulan Muharram. Perintah ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW:

“Siapa yang puasa hari Asyura, dia seperti puasa setahun. Dan siapa yang bersedekah pada hari itu, dia seperti bersedekah selama setahun.”

Menurut mazhab Maliki, bersedekah di bulan Muharram sangatlah dianjurkan. Sedangkan pendapat mazhab lainnya, tidak menganjurkannya karena tidak ada landasan dalil yang secara khusus menyebutkan hal tersebut. Penyebabnya adalah mereka mendhaifkan hadits di atas.

Amalan sunnah lainnya yaitu menyantuni anak yatim dan menjamu tamu. Diriwayatkan bahwa Rasul SAW sangat menyayangi anak-anak yatim, dan menyebut jika lebih menyayangi mereka dibanding hari 10 Muharram (Asyura).

Selain itu, Rasulullah juga menjamu serta bersedekah pada tanggal 10 muharram tidak hanya pada anak-anak yatim saja, tetapi juga keluarga, anak, suami, istri, dan orang orang terdekat, karena itu sunnah bagi Beliau dan sebagai pembuka keberkahan hingga setahun penuh. (Faidhul qadir juz 6 hal 235-236).

Diriwayatkan pula, jika sayyidna Umar ra juga menjamu tamu dengan jamuan khusus, pada saat malam 10 muharram (Musnad Imam Tabrani/ Tafsir Ibn katsir Juz 3 hal 244).

Demikian penjelasan mengenai niat puasa asyura 10 muharram. Semoga bermanfaat! . (tm)


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar