Elon Musk Ungkap SpaceX Terancam Bangkrut, Ternyata Ini Sebabnya

CEO SpaceX Elon Musk. Foto/REUTERS

TRANSKEPRI.COM,FLORIDA - SpaceX yang mempekerjakan 7.000 orang, bernilai lebih dari USD100 miliar. NASA telah memberinya kontrak senilai USD2,9 miliar untuk membuat pendarat bulan yang mampu membawa astronot ke bulan.

Namun, situasi produksi saat ini menghadirkan hambatan yang besar untuk mencapai tujuan tersebut pada tanggal yang diinginkan.

“CEO SpaceX Elon Musk mengirim email gelisah kepada karyawannya pada Jumat, mendorong mereka bekerja di lini mesin Raptor SpaceX selama akhir pekan dan menyebut situasi produksi sebagai krisis," papar laporan Space Explore.
Menurut laporan itu, mengutip email internal yang diperoleh, Musk menyatakan perusahaan menghadapi "risiko nyata kebangkrutan" jika produksi mesin baru perusahaan untuk roket Starship tidak meningkat untuk mengakomodasi tingkat penerbangan yang tinggi "setidaknya sekali setiap dua pekan" tahun depan.
"Krisis produksi Raptor jauh lebih buruk daripada yang terlihat beberapa pekan lalu," tegas Musk.
Musk menjelaskan, "Kita menghadapi risiko kebangkrutan jika kita tidak dapat mencapai tingkat penerbangan Starship setidaknya sekali setiap dua pekan tahun depan."

SpaceX sedang mengerjakan roket besar generasi berikutnya yang disebut Starship yang akan digunakan untuk meluncurkan barang dan orang-orang dalam misi ke Bulan dan Mars.

Perusahaan sedang menguji prototipe di satu fasilitas di Texas selatan dan telah menyelesaikan beberapa penerbangan uji singkat. Namun, untuk maju ke peluncuran orbital, setiap prototipe roket akan membutuhkan hingga 39 mesin Raptor, yang memerlukan peningkatan pesat dalam produksi mesin.

Bos perusahaan mengungkapkan kepada timnya bahwa dia telah merencanakan mengambil libur panjang Thanksgiving, "liburan akhir pekan pertamanya dalam waktu yang lama."
Tetapi ketika dia mengetahui betapa seriusnya masalah mesin Raptor, dia mengubah rencana dan bekerja sepanjang Jumat malam hingga akhir pekan.

"Kecuali Anda memiliki masalah keluarga yang kritis atau tidak dapat secara fisik kembali ke Hawthorne, kita membutuhkan semua tangan untuk pulih dari apa yang, sejujurnya, merupakan bencana," tulis Musk.

Sebelumnya, Musk dilaporkan mengatakan SpaceX berencana meluncurkan roket Starship ke orbit pada Januari dari pangkalan Boca Chica, Texas.

Musk telah menyatakan dia tidak yakin apakah Starship akan dapat mencapai orbit pada upaya pertamanya. Namun, dia menyatakan bahwa dia "yakin" bahwa roket itu akan mencapai luar angkasa pada tahun 2022.

Menurut Musk, "Setidaknya 90% dari pengembangan Starship telah didanai secara internal sejauh ini."

Menurut laporan CNBC, Wakil Presiden Propulsi SpaceX Will Heltsley meninggalkan perusahaan awal bulan ini, hingga menyebabkan kehebohan.
Heltsley telah dihapus dari jalur pengembangan Raptor perusahaan sebelum keluar.

Namun demikian, sulit mengatakan apakah SpaceX benar-benar dalam masalah besar. Musk menjawab bahwa kebangkrutan tidak mungkin terjadi tetapi bukan tidak mungkin jika terjadi resesi global besar.

SpaceX mendesain pesawat luar angkasa Starship, serta roket dan boosternya, agar benar-benar dapat digunakan kembali.

Roket Falcon 9 hanya dapat digunakan kembali sebagian saat ini. Meski booster dan komponen atas roket dapat mendarat dan diluncurkan kembali, bagian atas roket tidak bisa dipakai ulang.

SpaceX mengalahkan Blue Origin milik Jeff Bezos pada awal November, yang gagal menghentikan kontrak melalui pengadilan.

Di sektor internet satelit, Bezos dan Musk bersaing menyediakan koneksi internet berkecepatan tinggi kepada klien dari orbit rendah.

Sejauh ini, SpaceX telah menempatkan 1.700 satelit Starlink ke orbit, menurut perusahaan. Sejauh ini perusahaan telah menarik 140.000 pengguna bulanan yang membayar masing-masing USD99.
(net)


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar