Cegah Pesta Seks di Kampung Atlet Olimpiade Tokyo 2020, Ini yang Dilakukan Panitia Penyelenggara
TRANSKEPRI.COM, TOKYO - Panitia Pelaksana (Panpel) Olimpiade Tokyo 2020 melakukan beragam cara agar para atlet tidak melakukan hubungan badan atau menjurus ke pesta seks di kampung atlet. Sebab, ditakutkan jika aktivitas tersebut dilakukan, penyebaran Covid-19 bisa semakin masif di sana.
Karena itu, menurut laporan Daily Mail, Panpel tidak menyediakan ranjang yang kukuh untuk memadu kasih. Pelari asal Amerika Serikat, Paul Chelimo, sebelumnya menuliskan cuitan di Twitter soal tempat tidur di kampung atlet yang terbuat dari kardus.
“Tempat tidur yang akan dipasang di perkampungan atlet terbuat dari kardus, hal ini bertujuan untuk menghindari kemesraan atau seks antaratlet,” tulis Paul Chelimo dalam Twitter, Minggu (18/7/2021).
“Tempat tidur hanya mampu menahan berat satu orang untuk menghindari situasi tersebut,” lanjut cuitan tersebut.
Sebelumnya, Komite penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 mengklarifikasi kebijakan pembagian kondom kepada para atlet.
Mereka mengatakan, pembagian kondom hanya sebatas suvenir. Panpel pun memastikan pembagian kondom akan diberikan setelah atlet tidak bertanding, atau kelar Olimpiade Tokyo 2020.
Lebih lanjut, para atlet tersebut juga diharuskan memiliki ponsel cerdas. Hal itu diwajibkan fungsinya adalah untuk memeriksa Kesehatan harian dan melacak keberadaan mereka.
Menurut laporan Daily Mail, Minggu (18/7/2021), para atlet harus memasukkan hasil tes Covid harian serta suhu tubuh dan detail lainnya tentang kesehatan setiap hari. Jika tidak memiliki ponsel cerdas, para atlet harus menyewanya saat kedatangan dan tidak dapat meninggalkan Bandara Jepang tanpa memiliki ponsel tersebut.
Tes lebih lanjut dilakukan saat kedatangan di Bandara Jepang dan itu juga harus negatif Covid-19 sebelum naik kendaraan yang disetujui penyelenggara. Menarik menanti efektivitas serangkaian aturan yang dijalankan Panpel atau komite penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020.(net)
Tulis Komentar