PT BMW Klaim Miliki HGB dan Warga Manfaatkan Lahan Terlantar


TRANSKEPRI.COM.TANJUNGPINANG - Konflik lahan kembali terjadi antara masyarakat kelompok Petani dengan sekelompok penjaga lahan dari PT Buana Mega Wisatama (BMW) di Desa Lome, Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.


Peristiwa ini bermula ketika lahan Hak Guna Bangunan (HGB) PT BMW dipasang pembatas dan pos penjagaan untuk menjaga dan mengamankan tapal batas tanah pada Jum at (23/4/21) dan Sabtu (24/4/21).


Karena merasa terhambat untuk beraktifitas disana, warga yang mengaku sebagai kelompok petani tidak terima dan melayangkan protes, bahkan upaya untuk membuka blokade jalan dan membongkar pos penjaga lahan dilakukan sekelompok warga.


Ketua kelompok Petani desa Lome Suari menyampaikan lahan yang mereka manfaatkan adalah  lahan terbiar atau lahan terlantar yang sudah beberapa tahun tidak dimanfaatkan, sedangkan untuk penggunaan lahan tersebut ketika itu sudah memperoleh persetujuan dari aparatur desa dan kelurahan, Minggu (25/4/21).


"Lahan itu adalah lahan terlantar karena itu kami berinisiatif melakukan upaya pemanfaatan, bahkan diatas lahan kami juga sudah melakukan penanaman bibit dan kegiatan peternakan,"tukasnya.


Suari bahkan mengatakan masyarakat tempatan akan terus berusaha untuk melakukan upaya hukum untuk dapat mengelola dan manfaatkan lahan terlantar tersebut.


"Sebelum putusan pengadilan ikrah kami akan berupaya memperjuangkan lahan tersebut karena tumbuhan dan ternak masyarakat sudah banyak disana,"katanya.


Sementara Nufus, Kepala keamanan lahan PT BMW menyampaikan persoalan kepemilikan lahan sudah ditangani Polres Bintan, kita tunggu hasil penyelidikan rekan rekan dari kepolisian besok. 


Katanya lagi PT BMW merupakan bahagian dari PT Salim Group yang memegang legitimasi hukum yang sah atas tanah yang diklaim sekelompok warga yang mengatasnamakan kelompok petani.


"Untuk keterangan lebih jauh saya akan berkoordinasi lebih dulu dengan pimpinan, untuk diketahui mana ada masyarakat Lome yang memiliki lahan disana selain keluarga Almarhum Poniran yaitu Rosin, patut diduga sekelompok orang yang datang dan mengklaim lahan tersebut adalah kelompok penyerobot,"pungkasnya. (mad)


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar