Mendagri Terbitkan Edaran Terkait Antisipasi Bencana
TRANSKEPRI.COM.JAKARTA- Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengeluarkan surat edaran untuk kepala daerah terkait potensi bencana alam yang terjadi karena faktor perubahan cuaca.
Lewat surat edaran itu, ia meminta kepala daerah melakukan langkah-langkah pro-aktif untuk mengantisipasi bencana alam terjadi di daerahnya masing-masing.
"Ini harus diantisipasi oleh semua daerah. Tidak hanya kalau terjadi, tapi sebelum itu sudah diantisipasi. Saya minta teman-teman luar darrah jangan merespons bersifat responsif, sudah kejadian baru respons, tapi harus bersikap pro aktif, antisipatif apa yang akan terjadi itu ditangani," kata Tito di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (18/1).
Ia menyampaikan berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terdapat potensi bencana hidrometeorologi atau yang berasal dari perubahan cuaca seperti curah hujan yang sangat tinggi.
Tito menerangkan seluruh potensi bencana alam itu harus diwaspadai oleh seluruh kepala daerah dengan meningkatkan kewaspadaan serta memobilisasi segala kekuatan dalam penanggulangan bencana, termasuk menyiapkan anggaran dalam bentuk belanja tidak terduga.Menurutnya, perubahan cuaca itu bisa mengakibatkan sejumlah bencana seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi, hingga letusan gunung berapi.
Lebih lanjut, mantan Kapolri itu menyinggung soal rencana tata ruang wilayah (RTRW) di daerah. Ia meminta semua daerah menaati RTRW yang sudah ditetapkan dan mengikutinya tanpa melakukan perubahan atau alih fungsi lahan.
Menurutnya, desain wilayah yang telah dialihfungsikan perlu dihijaukan kembali.
"Perlu kira garis bawahi betul, taati betul RTRW yang ada rencana tata ruang wilayah itu. Desain wilayah, kalau wilayah hijau, hutan lindung, dan lain-lain, ya jangan diubah dialihfungsikan karena bisa terjadi longsor banjir. Ini perlu adanya kegiatan kembali penghijauan," katanya.
Sejumlah daerah dilanda bencana alam dalam sepekan terakhir. Pada 9 Januari, longsor terjadi di Sumedang, Jawa Barat. Sebanyak 32 korban meninggal dunia dan delapan orang hilang hingga Minggu (17/1).
Kemudian, banjir bandang menghantam Kalimantan Selatan pada 12 Januari. Banjir itu menenggelamkan 27.111 rumah di 10 kabupaten atau kota di Provinsi Kalimantan Selatan. Setidaknya 112.709 orang harus mengungsi.
Selain itu, ada gempa bumi yang mengguncang Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat. Kejadian itu berlangsung pada Kamis (14/1) dan Jumat (15/1) dini hari. (tm)
Tulis Komentar