Empat Warga Dibunuh dan Tujuh Rumah Dibakar di Sulteng

Ilustrasi: Pembunuhan

TRANSKEPRI.COM. SIGI- Polri menyebutkan setidaknya ada tujuh rumah warga yang dibakar oleh jaringan teror Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Desa Lembantongoa, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah, Jumat (27/11) kemarin.

Dalam aksi teror itu, diduga terdapat empat orang korban yang tewas dibunuh secara nahas oleh jaringan MIT pimpinan Ali Kalora tersebut.

"Anggota Polsek Palolo menemukan 4 mayat dan 7 rumah warga dalam kondisi terbakar," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigadir Jenderal Awi Setiyono saat dikonfirmasi, Sabtu (28/11).

Awi menuturkan serangan teror itu diduga kuat dilakukan oleh MIT lantaran saksi meyakini tiga orang dari antara OTK penyerang desa adalah buron yang dicari-cari oleh Satgas Tinombala.Berdasarkan keterangan saksi yang didapatkan oleh aparat kepolisian, setidaknya ada 10 orang tak dikenal (OTK) yang menyerbu desa itu. Tiga di antaranya bahkan membawa senjata api.

"Tiga orang OTK tersebut adalah teroris pok Ali Ahmad alias Ali Kalora dkk," ucap Awi.

"Saat Ini sudah ada back up kurang lebih 100 orang pasukan dari Satgas Tinombala, Brimob Polda Sulteng dan TNI untuk melalukan pengejaran terhadap kelompok Ali Kalora tersebut," ujar dia.

Hingga saat ini, aparat gabungan masih melakukan pengejaran terhadap para pelaku yang melarikan diri ke hutan. Ratusan personel dikerahkan untuk melakukan pengajaran itu.

Sebelumnya, polisi menyebutkan bahwa tindakan tersebut bertujuan untuk menyebarkan teror di masyarakat. Para korban bahkan sempat disandera oleh pelaku.

"Jadi mereka kadang-kadang suka melakukan aksi secara acak. Namanya teroris, jadi melakukan tindakan teror untuk menakut-nakuti masyarakat," kata Kabid Humas Polda Sulteng, Komisaris Besar Didik Suparnoto saat dikonfirmasi.

Ulin berhasil melarikan diri. Hanya saja, Ali Kalora cs telah mengeksekusi korban yang lain. Tercatat, empat korban tewas dengan kondisi nahas.Kejadian terjadi sekitar pukul 09.00 Wita di kediaman korban di Dusun ST 2 Lewono. Kala itu, kelompok teroris sempat menyandera ayah dan ibu Ulin, Yasa dan Nei. Kemudian Ulin dan suaminya, Pino.

"Ada empat itu yang meninggal, atas nama Yasa kemudian Pinu, Naka dan Pedi," ucap dia. (tm)


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar