Ini Kesaksian Jemaah Umroh Saat Berada di Tanah Suci

Kakbah di Kota Mekkah

TRANSKEPRI.COM.JAKARTA- Setelah menanti berbulan-bulan, Senin (23/11) waktu Arab Saudi, Uswatun Hasanah akhirnya menginjakkan kaki di kota suci, Makkah Al-Mukarramah. Ia bersama puluhan orang lainnya masuk dalam kloter 4 yang berangkat dari Indonesia setelah mendapatkan visa umrah di tengah kondisi pandemi global Covid-19 yang belum reda.

Meski berangkat di tengah pandemi Covid-19, menurut Uswah, perjalanan sejak dari Bandara Soekarno-Hatta hingga Bandara Jeddah tergolong aman.

"Dari Soetta kemudian di dalam pesawat, saat tiba di Bandara Jeddah, kemudian masuk ke hotel semua rule sebenarnya aman. Dijaga ketat, jadi kita merasa aman, protokol kesehatannya," kata Uswah berbagi pengalamannya saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (25/11).

Ia bercerita, sesampainya di Makkah, tak serta merta bisa langsung melaksanakan ibadah umrah. Sesuai peraturan otoritas Arab Saudi, ia diharuskan untuk melakukan karantina selama tiga hari di hotel.

"Arab Saudi memberlakukan peraturan seperti itu sebenarnya untuk semuanya terlaksana dengan lancar. Ada ketentuan Arab Saudi bahwa kita harus karantina 3 hari," ujar dia.Saat CNNIndonesia.com mewawancara Uswah, ia pun mengaku tengah proses menjalani karantina.

Sejak tiba hingga menjalani proses karantina, Uswah cemas. Kekhawatirannya itu terkait dengan ketentuan tes usap (swab) risiko infeksi Covid-19 yang dilakukan saat tiba di Arab Saudi.

Ia menyatakan, meski telah mengantongi hasil tes saat berangkat dari Indonesia, swab test harus tetap dilakukan setibanya di sana.

Kekhawatiran itu hilang usai hasil tesnya di Arab Saudi dinyatakan negatif Covid-19.

"Rasa cemas yang dirasakan ketika mau diswab saja, itu manusiawi ya, ketika kita mau diswab lagi ada rasa cemas. Khawatir hasil tidak sesuai dengan Indonesia, karena kita kan saat di bandara mungkin berinteraksi dengan orang, itu bisa menjadi faktor swab di Saudi jadi reaktif," ucap dia.

Kemenag mencatat ada 13 orang jemaah umrah Indonesia dari tiga kloter terkonfirmasi positif Covid-19 setelah dilakukan tes swab di tanah Arab Saudi.

Rinciannya, delapan jemaah umrah positif Covid-19 pada rombongan kloter pertama, lima jemaah positif pada kloter kedua, dan nol jemaah umrah yang positif pada kloter ketiga.

Dari informasi yang didapatkannya, ia menyebut pelaksanaan umrah kali ini berbeda dengan situasi normal. Ia bisa membandingkan itu, karena sebelumnya pernah melaksanakan ibadah umrah ketika pandemi Covid-19 belum terjadi.

Selain untuk melaksanakan ibadah, keberangkatan Uswah kali ini sekaligus untuk melihat perkembangan tata cara pelaksanaan umrah di masa pandemi. Ia berangkat mewakili Aliansi Travel Moeslim Indonesia.Khusyuk Ibadah

"Perihal jam untuk jemaah melakukan umrah, dan umrah hanya boleh sekali, dan tidak boleh melakukan tawaf sunnah. Jadi kita diberikan Id Card [kartu identitas]. Di situ dapat jam dan tanggal kita melaksanakan umrah," ucap dia

"Kalau di waktu normal itu kita bisa umrah berkali-kali ya, melaksanakan tawaf sunnah. Saat ini memang jauh berbeda umrah hanya dibatasi tiga jam saja," imbuhnya.

Meski ada pembatasan, ia melihat hal itu sebagai suatu yang positif. Dengan jumlah jamaah yang tidak ramai, kata dia, justru bisa meningkatkan kekhusyukan dalam ibadah.

"Insyaallah kekhusukan bisa lebih didapatkan karena tidak banyak kerumunan orang, karena jumlah jamaah seputaran Ka'bah tidak banyak, akan lebih khusyuk," kata dia.

Calon jemaah umrah lainnya, Ahmad Dahlan, yang juga satu kloter bersama Uswah menyatakan sejak tiba hingga melaksanakan umrah nanti mereka akan didampingi Muasasah.

"Sekarang ini kita dikontrol langsung oleh Muasasah, semua dihandle dengan Muasasah. Ketika kita tiba, langsung dijemput Muasasah langsung dibawa ke hotel. Sampai di hotel pun kita langsung ke kamar tidak bisa kemana-mana," kata dia.

Muasasah adalah badan yang mengurus keperluan jemaah dari luar Arab untuk menjalankan ibadah haji maupun umrah di Makkah.

Untuk diketahui, pemerintah Kerajaan Arab Saudi telah mengizinkan para calon jemaah yang berasal dari luar negeri untuk melaksanakan ibadah umrah di tengah pandemi per 1 November 2020 lalu. Keputusan itu dibuat usai Saudi menutup penyelenggaraan umrah sejak Februari 2020. (tm)


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar