KISAH INSPIRATIF
Pernah Jadi Loper dan Ditempeleng Tentara, Sekarang Jabat Pangdam Jaya
TRANSKEPRI.COM.JAKARTA- Nasib orang tidak ada yang tahu. Dulu melarat, tapi kemudian jadi orang sukses. Atau dulu kaya raya, tapi setelah itu bangkrut dan melarat. Begitulah perjalanan hidup manusia, tidak ada yang bisa menebak. Ada banyak kejutan.
Seperti kisah Dudung Abdurachman. Pada 6 Agustus 2020, Dudung yang sudah berpangkat Mayjen resmi memegang tongkat komando sebagai Panglima Kodam Jaya, salah satu Kodam strategis di Indonesia, karena bertanggung jawab atas keamanan di Ibu Kota dan sekitarnya.
Dudung kelahiran Bandung 16 November 1965 ini menggantikan Letjen Eko Margiyono, yang dipromosikan menjadi Pangkostrad. Ada banyak kisah menarik dari perjalanan hidup Mayjen Dudung. Kisah tentang lika liku perjuangannya hingga sukses menyandang bintang dua di lingkungan TNI.
Dalam sebuah kesempatan wawancara, Dudung menuturkan jejak hidupnya hingga sekarang jadi perwira tinggi. Dudung pernah merasakan pahit getirnya hidup sebagai orang susah. Dudung mengaku, bukan berasal dari keluarga berada. Sejak kecil dia sudah berpeluh keringat, bergelut dengan kerasnya kehidupan. “Saya pernah jadi tukang loper koran,“ kata Dudung.
Dudung bercerita waktu menginjak kelas 2 SMP, ayahnya berpulang dipanggil Tuhan. Praktis ibunya yang mesti berjuang menghidupi keluarga. Padahal, ada delapan anak yang mesti dihidupi. Demi membuat dapur tetap mengepul, Ibu Dudung berjualan kue dan kerupuk. Dudung masih ingat, ia kerap membantu sang ibu berjualan.
“Bapak saya kerja sebagai PNS di Siliwangi anaknya ada delapan, sehingga setelah Bapak nggak ada bantu ibu berjualan kue, kerupuk masih mentah, terasi,” katanya.
Tidak hanya itu, Dudung juga kerap membantu ibunya cari kayu bakar. Karena ketika itu, keluarganya belum pakai kompor. Masih gunakan kayu bakar untuk memasak.
Menjajakan Kue
Dudung pula yang diandalkan ibunya untuk menjajakan dagangan kuenya. Keluar masuk asrama militer dan rumah-rumah warga menawarkan kue jadi kesehariannya saat itu. Tidak hanya itu, Dudung pun nyambi sebagai tukang loper koran. Itu dilakukannya demi menambahkan nafkah keluarga. Membantu sang ibu.
“Dulu itu saya tes masuk SMA keterima, tapi pas diantar ibu saya minta masuk yang SMA siang karena paginya saya ngantar koran dulu,” ujarnya.
Meski susah, Dudung punya keinginan kuat untuk belajar. Jam 4 pagi, ia sudah bangun. Lalu pergi ke agen koran untuk mengambil koran yang akan diantarkannya. Sebelum itu, semua koran dilahapnya dibaca.
“Saya baca dulu koran-koran itu supaya tahu perkembangan situasi,” katanya.
Dudung juga bercerita pernah ditempeleng seorang mayor tentara. Ia ditempeleng, karena koran yang hendak diantarnya itu jatuh dan sedikit kotor. Tak ayal, ia kena marah. Dimarahi dan ditempeleng sang mayor.
Selepas selesai antar koran, dia banting stir menjajakan kue buatan sang Ibu. Salah satu kue yang kerap dijual adalah kue klepon. Kue itu biasanya diantar ke kantin Kodam Siliwangi. Satu waktu saat ia mengantar kue klepon ke kantin Kodam, ia bertemu dengan seorang tamtama. Tamtama baru yang baru ia lihat. Kejadian naas pun terjadi.
Entah karena apa, tamtama yang berjaga berbuat tak mengenakkan. Si tamtama menendang kue klepon yang dibawa Dudung. Hingga jatuh berserakan. Dengan menahan marah, Dudung memunguti kue lantas balik pulang.
“Yang jaga itu Tamtama baru belum kenal, ditendang klepon itu. Terus saya ambil dan balik lagi,” kata Dudung mengenang kembali kejadian pahit yang dialaminya.
Sejak saat itulah, Dudung bertekad ingin jadi tentara. Ia tak mau, jadi tentara yang semena-mena. Doa Dudung pun didengar Tuhan. Tahun 1985 selepas lulus dari SMA, Dudung mendaftar ke Akademi Militer (Akmil), akademi pencetak para jenderal. Dudung diterima. Tahun 1988, Dudung lulus dari Akmil.
Dudung pun resmi jadi perwira pertama TNI dengan pangkat Letda.
Karier Dudung di TNI terbilang mulus. Berbagai jabatan pernah dipegangnya. Dudung pernah menjadi Dandim 0406 Musi Rawas, lalu digeser jadi Dandim 0418/Palembang. Setelah itu tahun 2010, Dudung dapat promosi menjadi Aspers Kasdam VII/Wirabuana.
Jabatan itu dipegangnya hingga tahun 2011. Di tahun yang sama, Dudung menjadi Danrindam II/Sriwijaya. Setelah itu ditarik ke Mabes TNI menjadi Dandenma Mabes TNI. Kariernya kian moncer. Pada tahun 2015, Dudung diangkat jadi Wagub Akmil.
Setelah itu ditarik ke Mabes TNI AD menjadi Saf Khusus Kasad. Lalu menjadi Waaster Kasad. Bintangnya kian bersinar. Tahun 2018, Dudung dipromosikan menjadi Gubernur Akmil.
Tahun 2020 ini, bintang Dudung kembali bersinar, setelah Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, mempercayakan jabatan Pangdam Jaya kepadanya. Kini, penjual klepon dan loper koran yang pernah ditempeleng mayor dan ditendang tamtama itu jadi jenderal bintang dua.(tm)
Tulis Komentar