Benarkah Indonesia Sudah Temukan Obat Corona?

Ilustrasi: Obat

TRANSKEPRI.COM.JAKARTA- Kombinasi obat virus Corona COVID-19 yang dikembangkan TNI AD, Badan Intelijen Nasional (BIN), dan Universitas Airlangga (Unair) disebut telah selesai diuji klinis kepada 754 pasien.

Beberapa kombinasi obat tersebut, yaitu lopinavir-ritonavir-azitromisin, lopinavir-ritonavir-doksisiklin, dan hidroksiklorokuin-azitromisin. Kini statusnya dalam proses pengajuan izin edar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Hari Rabu saya menghadap Kepala BPOM itu dalam rangka secara resmi mohon dukungan untuk percepatan izin. Hanya izin edar," kata Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa, saat acara penyerahan hasil uji klinis obat Corona di Mabes TNI AD, Jakarta Pusat, Sabtu (15/8/2020).

Apakah ini tandanya obat untuk penyembuhan pasien Corona sudah ditemukan?

Ketua Satgas COVID-19 Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (PP IAI), Prof Dr Keri Lestari, MSi, Apt, mengatakan masih terlalu dini menyebut obat tersebut efektif dan aman untuk pengobatan pasien Corona secara umum.

"Yang dipublikasikan hasil uji klinis, bukan mempublikasikan bahwa obat ini bisa. Jadi nanti memang benar kalau hasil uji klinisnya sudah ada dan akan di submit ke Badan POM untuk dievaluasi," kata Prof Keri kepada detikcom, Minggu (16/8/2020).

"Kemudian nanti dilihat untuk kemungkinan apakah tiga-tiganya bisa diedarkan atau tidak," tambahnya.

Sementara itu, menurut pakar biologi molekuler Ahmad Rusdan Handoyo Utomo, PhD, data yang dipublikasikan TNI AD terkait hasil uji klinis kombinasi obat ini masih sangat minim informasi. Jadi masyarakat tidak bisa menilai sejauh mana tingkat efektivitas dan keamanan kombinasi obat tersebut.

"Kalau saya sih menantikan statement resmi dari BPOM, karena saya hanya bisa menilai dari yang sudah ada. Saya kan tidak tahu apakah Unair masih memiliki data yang 'tersembunyi'. Kalau saya sebagai pihak otoritas saya nggak berani mengatakan sudah ditemukan karena datanya terlalu sederhana. Jadi lebih baik sekarang kita tunggu dari BPOM," jelas Utomo saat dihubungi detikcom, Minggu (16/8/2020).

Bagaimana tanggapan dari BPOM terkait kombinasi obat ini?

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito menegaskan bahwa pihaknya akan memberikan penjelasan terkait evaluasi hasil uji klinis kombinasi obat tersebut secepatnya.

"Akan ada penjelasan dari Badan POM," tegas Penny saat dihubungi detikcom, Minggu (16/8/2020).(tm)


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar