Idolakan Jendral Hoegeng, Ini Kisah Ivan Pradipta Lulusan Terbaik AKPOL 2020

Ivan Pradipta

TRANSKEPRI.COM.SEMARANG- Betapa senangnya hati Brigadir Taruna Ivan Pradipta. Calon perwira remaja ini berhasil menyandang predikat peraih Adhi Makayasa Akademi Kepolisian (Akpol) 2020.

Menjadi lulusan terbaik di akademi tersebut bukanlah persoalan mudah. Namun jatuh bangun pemuda kelahiran Semarang pada 1998 ini selama awal masuk hingga lulus pun wajib diteladani bagi setiap generasi muda di Indonesia.

Pasalnya, Ivan ternyata pernah gagal masuk Akpol lho. Ia sempat kuliah di Institut Teknologi Bandung selama satu tahun, dan mencoba kembali ikut seleksi calon taruna dan lolos.

Menjadi polisi pun adalah cita-cita Ivan semasa kecilnya dan memimpikan untuk menjadi Kapolri di masa depan. Bahkan alumni SMA Taruna Nusantara ini mengidolakan Jenderal Hoegeng yang dikenal lurus.

Usai dinyatakan lulus dalam wisauda Akpol pada Jumat 3 Juli lalu, Ivan mengucapkan syukur akan keberhasilan dan prestasinya selama masa pendidikan. "Alhamdulillah Ya Allah telah Engkau berikan kepada hamba nikmat yang begitu besar.. Engkau telah mendekatkan hamba kepada orang-orang yang sangat baik."

Tak lupa, Ivan juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh keluarga dan kerabatnya. "Terimakasih Ibu, Mbak Lia, Dek Aya, seluruh keluarga besar, pengasuh, dan rekan-rekanku yang tak kenal lelah mengiringi langkahku dengan doa, motivasi, dan support yang luar biasa.. Semoga dapat berkah dan manfaat bagi bangsa dan negara..," tulis Ivan dalam akun Instagramnya, @ivanpradika, seperti dikutip REQnews, Senin 6 Juli 2020.

Dalam akun instagramnya, Ivan kerap memposting tulisan soal perjalanannya selama mengenyam pendidikan di Akpol. Salah satunya saat praktek kuliah lapangan di Tokyo, Jepang. Ia menuliskan, "Di masa lalu Polri lebih banyak dihadapkan pada kejahatan-kejahatan Konvensional seperti pencurian, penganiayaan, penipuan dll. Namun di era revolusi industri 4.0 saat ini dimana teknologi berkembang pesat maka kejahatan pun turut berkembang sejalan dengan berkembangnya teknologi tersebut sehingga Polri dihadapkan dengan permasalahan yang semakin kompleks. Cyber crime, transnational crime, dan kejahatan di era digital saat ini dapat menimbulkan kerugian yang jauh lebih besar dibanding kejahatan konvensional. Hal tersebut menjadi tantangan bagi Polri saat ini dan yang akan datang.

Polri khususnya pada lembaga pendidikan yang bertugas menyiapkan anggota Polri di masa depan dengan permasalahan yang semakin kompleks. Terlebih pada Akademi Kepolisian yang mencetak perwira Polri yang merupakan calon pimpinan Polri di masa yang akan datang wajib merencanakan dan menyusun berbagai metode baik itu dalam kegiatan pengajaran, pelatihan, maupun pengasuhan yang telah disesuaikan dengan era revolusi industri 4.0 dimana pada saat ini Taruna merupakan generasi Z yang memiliki potensi lebih karena memiliki karakteristik kritis dan aspiratif.

Pada November 2018 Akpol telah melaksanakan Study Visit ke Kepolisian Jepang dengan mengirimkan beberapa Taruna sebagai pesertanya. Dari study visit tersebut Akpol dapat mengamati dan mempelajari Kepolisian Jepang dan kebudayaan masyarakat di Jepang guna nantinya dapat diadopsi dengan berbagai kondisi dan situasi yang ada di Indonesia untuk perkembangan dan kemajuan Polri.

Saya merasa beruntung bisa terlibat langsung dalam kegiatan tersebut. Sebuah pengalaman berharga dan tidak terlupakan," tulis Ivan.(tm)


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar