Ini Kata Pengamat Terkait Calon Wakil Walikota Tanjungpinang

Pengamat Politik, Zamzami A Karim

TRANSKEPRI.COM.TANJUNGPINANG - Pembahasan figur pendamping Plt Wali Kota, Rahma S.ip untuk memimpin Tanjungpinang ternyata mulai menjadi perhatian dari berbagai tokoh politik, akademisi dan aktivis di Tanjungpinang.

Zamzami A. Karim, dosen Stisipol Raja Haji Tanjungpinang dan Ketua Dewan Pendidikan mengatakan Berdasarkan UU Nomor 10 Tahun 2016 pasal 176, maka yang bisa mengusulkan pengisian jabatan kekosongan Wakil Wali kota karena sudah dilantik sebagai Wali kota pengganti, adalah parpol atau gabungan parpol pengusung, dalam hal ini Partai Gerindra dan Golkar.

"Parpol atau gabungan parpol tersebut dapat mengusulkan 2 nama, utk diserahkan kepada DPRD melalui Wali Kota, dan aku nggak mau menilai orang, karena aku melihat hal itu dari aspek politiknya saja,"sebut zamzami.

Nah, nanti kita akan menyaksikan “perundingan politik” antara Golkar dan Gerindra, mungkin dengan sedikit saran dari PKS sebagai parpol yang ikut mendukung waktu itu, dan bukan pengusung. Apakah akan diusulkan 2 nama seperti bunyi pasal 176 (2), atau hanya 1 nama yang mereka sepakati utk ditetapkan atau dipilih melalui mekanisme DPRD. Itu tergantung hasil perundingan kedua Parpol Pengusung.

Bisa saja mereka mengusulkan calon dari luar parpol mereka, tapi saya tidak yakin akan hal itu. Saya yakin bahwa mereka akan mengusulkan kader masing-masing. Dalam hal ini Gerindra mengusulkan Endang, sedangkan Golkar mengusulkan Ade Angga.

"Kalau seandainya tidak ditemukan kata putus, serahkan saja ke 2 nama itu untuk dipilih di DPRD. Semuanya sesuai dengan mekanisme Pasal 176 UU Nomor 10 Tahun 2016. Pengalaman seperti pemilihan Isdianto di Propinsi tak akan terjadi," terang zamzami.

Tentang Apriyandi, itu tergantung Gerindra, apakah akan menyerahkan kekosongan itu kepada Putra Pak Sahrul atau langsung diambil Endang. Apriyandi, saya kira dia masih sangat baru di dunia politik, pengalaman keorganisasian nya juga tidak begitu menonjol, tapi “mewarisi” cita-cita Almarhum Pak Syahrul dan keluarga besarnya.

Menurut Zamzami, secara figur, sosok Ade Angga boleh dikatakan sudah malang melintang dalam berbagai organisasi dan perpolitikan, bisa dikatakan figur ini politisi murni.

Nah, Endang, seorang purnawirawan TNI AL yang melatarbelakanginya adalah Akademisi di bidang Kesehatan, dari segi pergulatan politik, beliau memang tidak begitu menonjol.

Akan tetapi, tentu, semua punya peluang, karena jika terdapat 2 calon yang diusulkan, maka DPRD Kota yang akan menentukan nasib mereka. Lobby di DPRD akan sangat menentukan nantinya siapa yang akan dipilih. Tapi jika yg diusulkan hanya 1 nama, maka kemungkinan akan mengulang pengalaman DPRD Propinsi ketika aklamasi memilih Isdianto.

Disamping itu, pengamat politik dan kebijakan birokrasi, Khaidar Rahmat mengutarakan 2 untuk memilih dua opsi untuk pemilihan pengisian Wakil Wali Kota Tanjungpinang ?.

1. Figur ideal yang aspiratif, representatif dan relatif kooperatif, yah pokoknya pakai tanda kutip tetapi proses terpilihnya lelet alias lama sekali atau bahkan akan sampai nyaris 2 tahun baru prosesnya baru akan terisi. Praktis kerjanya paling tinggal satu tahun lebih dikitlah. Dan atau

2. Figur kurang ideal dan sedikit aspiratif, nyerong representatif, gaya konfrontatif, "yah pokoknya rada-rada negatif lah gitu," tetapi proses jadinya sangat cepat sekali, Yah proses pemilihannya nggak sampai 6 bulan sejak Plt Wali Kota dilantik jadi Wako, dah selesai pengisian barang tu.


Nah coba pilih mau opsi satu atau opsi dua ?, pungkas Khaidar. (mad)


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar