Rangkaian HJB ke-196, Amsakar-Li Claudia Ziarah Makam Zuriah Nong Isa
TRANSKEPRI.COM.BATAM - Walikota Batam Amsakar Achmad, bersama Wakil Wali Kota Batam Li Claudia Chandra, menghadiri prosesi ziarah ke Makam Zuriah Nong Isa di Kompleks Masjid At-Taqwa dan Makam Zuriah Nong Isa, Nongsa, Batam, Jumat (12/12/2025).
Kegiatan tersebut menjadi bagian dari rangkaian Hari Jadi Batam (HJB) ke-196 sebagai wujud penghormatan kepada para pendahulu yang telah merintis cikal bakal berdirinya Kota Batam.
Acara ziarah turut dihadiri Ketua TP-PKK Kota Batam, Sekda Batam, Firmansyah, keluarga besar Zuriah Nong Isa, tokoh masyarakat, unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Batam, pimpinan organisasi perangkat daerah, serta masyarakat.
Rangkaian kegiatan diawali dengan pembacaan tahlil bersama untuk mendoakan almarhum Nong Isa dan para keturunnannya hingga tokoh penting dalam sejarah Batam. Usai tahlil, rombongan melanjutkan prosesi tabur bunga dan doa bersama.
Dalam kesempatan itu, Amsakar menekankan bahwa ziarah ini selain mendoakan para pendahulu, juga merupakan refleksi historis dan spiritual bagi masyarakat Batam.
“Kegiatan ziarah makam Zuriah Nong Isa dalam rangka menyambut HJB ke-196 ini menjadi pengingat mendalam untuk mengenang jasa para perintis, sekaligus penyemangat bagi kita untuk bekerja lebih keras membangun Batam,” ujar Amsakar.
Ia menambahkan, sejarah Batam harus terus dijaga agar generasi muda memahami nilai dan perjalanan panjang kota ini. Menurutnya, HJB bukan hanya sekadar perayaan, tetapi momentum memperkuat sinergi antara pemerintah dan masyarakat.
“Dengan persatuan dan kebersamaan, kita optimistis Batam akan terus tumbuh menjadi kota yang maju dan sejahtera sesuai cita-cita para pendahulu,” ujarnya.
Penetapan Hari Jadi Berdasarkan Catatan Sejarah
Pada kesempatan itu, Amsakar kembali menjelaskan perjalanan penetapan Hari Jadi Batam. Ia menyampaikan bahwa terdapat empat opsi historis yang pernah dikaji, mulai dari masa awal Otorita Batam, pembentukan Kota Madya Administratif pada 1983, hingga lahirnya Kota Batam sebagai daerah otonom pada 1999.
“Akhirnya, penetapan hari jadi merujuk pada dokumen sejarah paling jelas yang diperoleh dari Arsip Nasional, yakni waktu penyerahan Surat Keputusan oleh Sultan Abdurrahman dan Raja Ja’far kepada Raja Isa untuk memimpin wilayah Nongsa dan rantau takluknya,” jelasnya.
Penetapan tersebut dianggap relevan dengan konteks kekinian karena Batam sejak dahulu berperan sebagai wilayah transit penting, termasuk tempat persinggahan calon jemaah haji pada masa lalu.
“Saya ingat betul, karena saat itu saya menjadi ketua panitia yang merumuskan Hari Jadi Kota Batam,” tutup Amsakar. (rilis)



Tulis Komentar