KABUPATEN MERANTI
123 TKI dari Malaysia Sempat Terlantar di Selatpanjang
TRANSKEPRI.COM.SELATPANJANG- Sebanyak 123 tenaga kerja Indonesia (TKI) dari Malaysia telantar di Pelabuhan Tanjung Harapan Selatpanjang mereka kandas setelah di Karantina di Kabupaten Karimun Kepri.
Selain itu, mereka terpaksa di karantina di Meranti akibat ketidakadaan kapal berangkat ke Bangkalis, Pekanbaru, Kampar dan Palembang serta sebagian ada terlantar di Kota Dumai.
Pantauan di lapangan, 123 TKI Asal Malaysia tersebut, di rumahkan di BLK Dinas Sosial Kabupaten Meranti selama satu hari dengan fasilitas di lengkapi perawatan oleh Dinas Kesehatan dan Pemerintah Kecamatan Tebing Tinggi seadanya di fasilitasi Pemerintah Kabupaten Meranti.
Akhirnya Sabtu (28/3/2019) Siang dengan beberapa armada mobil dan melewati armada laut mereka pulang di Kampung halaman lewat jalur laut , Pelabuhan Tanjung harapan Kecamatan Tebing Tinggi Meranti Provinsi Riau.
Di sisi lain, Bupati Meranti Drs H. Irwan Msi geram dan akan mengambil sikap tegas akan menyetop rute kapal feri ke Selatpanjang jika tidak mampu membuat koneksi keberangkatan dengan kapal tujuan daerah lainnya.
"Ke depan kita minta jika tidak ada kapal yang konek lanjut ke Dumai dan Pekanbaru, agar para TKI ini tidak usah dibawa dulu supaya mereka tidak telantar. Kali ini karena rasa kemanusiaan, kita telah mengurus mereka," ujar Bupati Irwan Nasir saat menjenguk para TKI tersebut yang diinapkan di Balai Latihan Kerja (BLK) Jumat (27/3/2020) malam kepada awak media.
Kendati demikian, Bupati Irwan juga terlihat merasa iba dengan kondisi para TKI tersebut. Saat menjenguk mereka, dia sempat menanyakan apakah semuanya sudah makan malam.
"Saya minta bapak bersabar dengan keadaan ini," ujar Irwan saat berbicara dengan seorang TKI asal Bengkalis yang usianya sudah agak lanjut.
Para TKI ini tiba menumpang kapal feri MV Dumai Line yang melayari rute Batam-Tanjung Balai Karimun-Selatpanjang, Jumat sore sekitar pukul 17.00 WIB.
Sebelumnya, para TKI tersebut tiba di Pelabuhan Tanjung Balai Karimun setelah diangkut dengan kapal feri dari Pelabuhan Kukup Johor Malaysia. Di antara mereka ada anak-anak, wanita, dan orangtuanya usia lanjut.
Para TKI ini seharusnya melanjutkan perjalanan ke Bengkalis, Pekanbaru, Dumai, Sumbar dan Sumatera Utara. Namun, setibanya di Selatpanjang, kapal yang melayari rute Bengkalis-Dumai dan Pekanbaru sudah tidak ada lagi. Mereka pun sempat telantar di Pelabuhan Tanjung Harapan Selatpanjang, dan terlihat berniat menginap di terminal Pelabuhan.
Di tengah situasi darurat menghadapi wabah virus Corona (Covid-19), kedatangan TKI tersebut menjadi perhatian serius Pemkab Kepulauan Meranti. Saat baru tiba, mereka sempat disemprot disinfektan, dicek suhu tubuh melalui thermal scanner dan diberi pengarahan agar melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing selama 14 hari.
Namun, hingga menjelang malam mereka tidak bergerak dari terminal Pelabuhan, hingga pada akhirnya oleh Tim Penanggulangan Covid-19 daerah, para TKI ini diinapkan di Balai Latihan Kerja (BLK) Jalan Dorak.
Upaya ini agar mereka tidak keluyuran ke tempat-tempat lain di Selatpanjang mengingat status mereka Orang Dengan Risiko (ODR) Covid-19 karena baru pulang dari daerah terpapar. Sebelum Pemkab sempat berupaya mencarter kapal kayu untuk mengantarkan TKI ini ke Bengkalis dan Dumai, namun pihak KSOP Selatpanjang tidak memberikan ijin berlayar karena hari telah gelap.
Dikatakan Bupati Irwan, sesuai ketentuan pemerintah pusat, untuk penampungan pemulangan TKI dari Malaysia ini dipusatkan di Dumai. Namun karena tidak ada lagi layanan feri Melaka-Dumai, para TKI dari Malaysia terpaksa pulang melalui Tanjung Balai Karimun.
"Hari berikutnya kita minta KSOP mengatur jadwal kapal ini. Jika tidak ada kapal yang konek ke Dumai dan Pekanbaru, sebaiknya mereka tidak dibawa dulu," tegas Bupati Irwan.
"Besok pagi kita harapkan para TKI ini diangkut semua dengan kapal khusus ke Dumai. Jangan menggunakan kapal reguler agar tidak berbaur dengan penumpang domestik," cakap dia.
Bupati Irwan juga sempat mengunjungi Polsek Tebingtinggi untuk meninjau beberapa ruangan bekas Polres Kepulauan Meranti.
"Ruangan ini masih bagus. Mungkin bisa nanti kita perbaiki dan digunakan untuk situasi darurat seperti saat ini," Jelasnya.(bom).
Tulis Komentar