Wayang Potehi, Seni Yang Dilupakan Warga Tionghoa Sulsel Kala Imlek

TRANSKEPRI.COM.MAKASSAR- Warga keturunan Tionghoa, David Aritanto yang sudah menetap di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), tetap menekuni profesi sebagai budayawan seni wayang Potehi untuk tetap melestarikan seni wayang asal China itu di tengah arus modernisasi.
Wayang Potehi merupakan seni wayang yang sudah dimainkan di negeri asalnya Tiongkok sejak abad 17. Kemudian masuk ke Indonesia pada tahun sekitar 1.600 masehi, dibawa oleh para pedagang dari asal Tirai Bambu.
David Aritanto mengatakan untuk melakukan pertunjukan wayang Potehi membutuhkan anggaran yang besar.
"Wayang Potehi bukan sebenarnya lenyap, tapi membutuhkan budget yang besar sekali. Karena peralatannya dan karakter wayangnya juga disiapkan hampir ratusan," kata David saat ditemui di rumahnya, Selasa (28/1).
David menerangkan bahwa wayang Potehi dimainkan sebelum Imlek di klenteng. Namun seiring kemajuan zaman, wayang Potehi mulai tidak lagi dimainkan atau dilupakan dan generasi muda saat Imlek.
"Saya berniat, kalau ada generasi muda yang punya animo memang ke situ (bermain wayang Potehi). Namun, kontribusi pendanaan ini. Kalau di Jawa sendiri pemain musiknya tidak lagi fokus di Potehi, mereka hanya sesekali latihan," ungkapnya.
David menuturkan bahwa munculnya seni wayang di Indonesia dimulai dari wayang Potehi yang kemudian berbagai seni wayang hadir di setiap daerah.
"Dalangnya ini banyak, tidak hanya satu orang, sama seperti wayang kulit di Jawa, karena tidak mungkin dalangnya itu terus. Jadi (Potehi) inilah cikal bakal pewayangan di Indonesia, setelah itu ada juga wayang Kalehi yang bonekanya.(cnnindonesia)
Tulis Komentar