Perusahaan Milik Adik Prabowo Bangun Pabrik Timah Solder di Batam

Adik Prabowo Subianto, Hashim Jojohadikusumo saat melakukan gound breaking pabrik timah solder, Jumat (10/05/24) di Batam. (ist)

TRANSKEPRI.COM.BATAM- PT Solder Tin Andalan Indonesia (STANIA), perusahaan milik adik Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, membangun pabrik pembuatan timah solder di Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri). Nilai investasi pabrik tersebut mencapai Rp 400 miliar.

"PT Solder Tin Andalan Indonesia akan menjadi pemain utama dalam industri solder, menyediakan produk dengan kualitas terbaik dan mendukung industrialisasi di Indonesia," kata Hashim, saat melakukan groundbreaking PT STANIA di Batam, Jumat (10/5/2024).

Hashim menyebut pabrik solder tersebut pada fase pertama ditargetkan akan memproduksi 2 ribu ton Solder per tahunnya dengan omset Rp 1,2 triliun. Nantinya akan menyerap 320 tenaga kerja dengan rincian 80 karyawan tetap dan 240 karyawan kontrak.

"Kami berharap nanti sesuai dengan perkembangan pasar karena ini tujuannya ekspor ya. Ini menyerap karyawan tetap 80 orang, karyawan kontrak ada kurang lebih 240," ujarnya.

Timah solder yang dikembangkan oleh perusahaan afiliasi adik Prabowo itu nantinya bisa digunakan untuk produksi barang elektronik hingga mobil listrik. Jika produksi yang dilakukan maksimal maka akan ditargetkan per tahun dapat memproduksi timah solder sebanyak 16 ribu ton.

"Ini gunanya adalah untuk alat-alat elektronik misalnya untuk mobil mobil listrik, handphone telepon genggam apakah itu apple, samsung juga alat alat televisi maka lebih baik bisa juga untuk radio. Segala hal elektronik itu perlu solder timah," ujarnya.

"Didukung juga dengan tenaga kerja yang berkualitas dan terampil. kita harapkan bisa Rp1,2 triliun dengan 2 ribu ton solder timah," tambahnya.

Hashim menyebut alasan pembangunan pabrik solder di Batam dilakukan karena melihat perkembangan ekonomi dunia. Menurutnya pabrik manufaktur yang semulanya di China sudah banyak bergeser ke Asia Tenggara.

"Ternyata ada perkembangan ekonomi dunia, banyak pabrik-pabrik dari China berpindah ke Asia Tenggara, ternyata banyak pindah ke Vietnam, tapi juga banyak pindah ke Malaysia, Thailand dan sebagai berarti Asia Tenggara," ujarnya.

"Ini suatu perkembangan yang sangat positif untuk Indonesia, sangat positif untuk perusahaan kita untuk grup, mereka banyak pabrik-pabrik elektronik maka membutuhkan solder sebagai unsur pengikat, lem untuk komponen-komponen dan sebagainya. Ini adalah target pertama, pabrik pabrik yang berpindah dari China ke Asia Tenggara," tambahnya.

Dalam kesempatan itu Hashim juga menyebut bahwa pembangunan pabrik timah solder di Batam juga sebagai bentuk dukungan hilirisasi tambang. Ia menyebut Prabowo Subianto juga memiliki komitmen terhadap hal tersebut.

"Program hilirisasi dimulai sebetulnya cukup lama dan memang betul betul adalah suatu program inti daripada pemerintahan Pak Jokowi dan Ma'ruf Amin. Pak Prabowo Subianto waktu jadi calon presiden dan sekarang presiden terpilih sudah menegaskan sudah bertekad, sudah bersumpah bahwa program hilirisasi akan dilanjutkan, ya dilanjutkan dengan beberapa program ini sebetulnya yang sudah dimulai oleh Pak Jokowi," ujarnya

Komisaris Utama PT Solder Tin Andalan Indonesia (STANIA), Aryo Djojohadikusumo menambahkan alasan lain pemilihan Batam sebagai lokasi pabrik adalah banyak pabrik elektronik yang ada. Ia yakin pabrik manufaktur elektronik itu akan terus berkembang dan bertambah.

"Target pasar kami adalah ekspor namun yang luar biasa dari Kota Batam adalah banyaknya pabrik elektronik yang sudah ada di Batam dan akan bertambah terus. Ada Infineon ada Pegatron, mungkin banyak sekali orang Indonesia yang tidak tahu bahwa iphone pun diproduksi di Kota Batam ini," tuturnya. (*)


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar