TRANSKEPRI.COM.BATAM- Pekan Olahraga Nasional (PON) yang digelar September 2024 di Aceh dan Sumut sudah di depan mata. Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kepri terus mematangkan persiapan. Target kali ini rangking kontingen Kepri harus jauh lebih baik dibandingkan periode sebelumnya yang digelar di Papua.
"Untuk cabor yang lolos jauh meningkat dibandingkan PON Papua lalu," sebut Usep RS, Ketua Umum KONI Kepri, Kamis (25/1) di Kantor Sekretariat KONI Kepri di Kawasan Sukajadi Batam.
"Untuk itulah, KONI Kepri, mulai memanggil pengurus Cabor dan pelatih untuk memaparkan peluang raihan medali di cabor masing-masing," jelas Usep.
Ada 29 cabang olahraga (cabor) yang akan dipanggil. Itu sudah dijadwalkan. Masing-masing cabor diberi waktu sekitar satu jam memaparkan target perolahan medali dan anggaran pelatihan daerah (pelatda) yang dibutuhkan.
"Sebenarnya, KONI Kepri juga sudah bisa memetakan kekuatan perolehan medali PON XXI nanti berdasarkan hasil Porwil, Pra PON maupun BK PON," imbuhnya.
"Dari hasil Porwil, Pra PON atau BK PON, presentasi pengurus cabor serta kajian kita di KONI Kepri, nantinya akan ada pemetaan pembinaan untuk persiapan PON Sumut-Aceh ini. Misal, Cabor yang menargetkan beberapa medali dan hasil Porwil atau Pra PON-nya juga bagus, nanti masuk pada kategori Super Prioritas.
Dengan begitu, Usep optimis, target pada PON XXI 2024 Sumut-Aceh ini, Kepri bisa memperbaiki rangking kontingen. "Sejauh ini, setidaknya kita bisa menarget sepuluh emas," sebutnya.
Usep menjelaskan, ada 29 Cabor di Kepri yang lolos PON XXI. Dari 29 cabor itu tercatat ada 109 atlet. Dibandingkan periode lalu pada PON XX Papua, jumlah cabor yang lolos jauh meningkat. "Di Papua lalu, total cabor di Kepri yang ikut PON hanya 14 cabor," ujarnya.
Agenda selanjutnya, kata Usep, semua cabor yang lolos PON XXI Sumut-Aceh akan mengikuti Pelatihan Daerah yang langsung di bawah pengawasan KONI Kepri. "Diperkirakan setelah lebaran," jawab Usep.
Rozi Juhendra, Ketua Umum Pengurus Besar Jujitsu Indonesia (PBJI) Provinsi Kepri menyebut optimis dengan target yang sudah ditetapkan. "Kita sangat optimis," ujar pria yang akrab disapa Oji ini. Cabor Jujitsu, salah satu cabor yang dijadwalkan presentasi pada Kamis (25/1).
"Mendengar penjelasan dari Ketum KONI Kepri tadi, kita makin semangat menyiapkan atlet," sebut Oji. Walau sebenarnya, kata Oji, Kepri termasuk terlambat dalam melakukan Pelatda. "Kita ketahui beberapa provinsi yang rangkingnya memang di atas kita, sudah menggelar Pelatda," sebutnya.
Kendati KONI Kepri belum menggelar Pelatda, namun Cabor Jujitsu sudah menggelar Pelatda secara mandiri. "Ini demi tercapainya target 1 emas dan 1 perak dari cabor Jujitsu," ujar pelatih Jujitsu Sabuk Hitam DAN III Indonesia Spider Jujitsu (ISJ) ini.
Hanya saja, kata Oji, pada BK PON itu, Danang belum bisa berdiri di podium tertinggi di kelas 69 Kg Newaza Putra itu lantaran kalah dari atlet Jawa Barat. "Faktor kelelahan juga, selain atlet dari Jawa Barat ini juga mantan atlet nasional," Oji menyebut alasan Danang tak bisa mengalahkan atlet Jawa Barat. Alhasil, Danang mampu meraih perak. Namun pada PON XXI Sumut-Aceh, Danang ditarget menyumbangkan emas.
Begitu juga Tomi Riono, atlet Jujitsu Kepri lainnya. Bertanding di kelas Fighting System 77 Kg Putra, Tomi mampu menyumbangkan medali perunggu. "Nantinya Tomi kita target dapat perak pada PON Sumut-Aceh," sebut Oji.
Pada BK PON lalu, atlet jujitsu Kepri memang tak maksimal melakukan persiapan. "Ya, itu tadi, KONI Kepri emang tak ada anggaran pembinaan untuk persiapan BK PON. Makanya, pada BK PON, kita hanya target lolos, masuk enam besar agar dapat tiket untuk PON. Namun hasil BK PON itu jauh di atas target," ujar praktisi Brazilian Jiujitsu ini.
Nah, selain akan adanya program pelatda terpusat dari KONI Kepri setelah lebaran nanti, Oji menyebut janji KONI Kepri akan memberikan bonus lebih besar dibanding periode PON XX lalu diprediksi akan mencambuk semangat atlet untuk mempersiapkan diri.
"Tadi Pak Usep, Ketua KONI Kepri menyebut, pada periode PON XX lalu, atlet peraih emas mendapat Bonus Rp350 juta. Selain itu, selama empat tahun, menjelang periode PON berikutnya, atlet juga mendapat uang saku bulanan," kata Oji. (rilis)
Tulis Komentar