BATAM KRISIS AIR

ATB Bakal Lakukan Pemadaman Air Bergilir

Rapat ATB dengan BP Batam membahas permasalahan pasokan air di sejumlah waduk yang menipis

TRANSKEPRI.COM.BATAM- Badan Pengusahaan (BP) Batam dan PT ATB akan mengantisipasi kekurangan air baku. Saat ini sebanyak 6 waduk di Batam telah mengalami penurunan debit air.

"Saat ini curah hujan sedikit debit air kita di 6 waduk turun drastis," kata Kepala Kantor Air dan Limbah BP Batam, Binsar Tambunan saat konfrensi pers di BP Batam bersama PT ATB, Kamis (5/3/2020).

Kata Binsar, dari informasi BMKG curah hujan terjadi bulan November dan Desember tahun 2019 lalu. Sedangkan di tahun 2020 ini curah hujannya sangat sedikit sekali.

"Akhir tahun lalu lah curah hujan kita tinggi. Dan diawal tahun ini harusnya bulan Februari hujan, tapi karena ada badai di negara Filipina maka imbas hujan yang harusnya turun tidak jadi," ujarnya.

Akibat dari sedikitnya curah hujan di Batam sambungnya, berdampak pada 6 waduk yang mulai menurun debit airnya. Khususnya waduk Dam Duriangkang mengalami penurunan hingga -3.6 meter.

"Penurunan besar di Dam Duriangkang sekitar 70 persen yakni -3.6 meter," kata Binsar.

Saat ini, PT ATB dan BP Batam akan melakukan atau antisipasi agar Batam tidak terjadi krisis air. Di antaranya membangun waduk di daerah tembesi yang proses pembuatannya memakan waktu 1.6 tahun. 

"Sejak tahun lalu kami sudah menyurati pihak lainnya untuk kerjasama seperti kotak dengan TMC BPPT (Teknologi Modisikasi Cuaca Badan Pengkajian Penerapan Teknologi). Disini kami melihat bagaimana teknologi itu bisa menghasilkan air hujan yang diinginkan," ucapnya.

Sementara itu, Head Of Corporate Secretary ATB, Maria Y Jacobus mengharapkan curah hujan bisa terjadi saat ini. Apabila hingga 15 Maret debit air tidak mengalami kenaikan maka mereka akan melakukan pemadaman bergilir.

"Sekarang debit air kita di Dam Duriangkang -3.6 meter dan kalau ini masih berlangsung hingga 15 Maret nanti, siap-siap ribuan pelanggan akan terkena dampak pemadaman bergilir," ucapnya.

Selain menunggu turunnya hujan sambung Maria, mereka juga akan melakukan langkah-langkah seperti, melakukan pemadaman bergilir dengan skenario 2 hari mati dan 5 hari hidup airnya.

"Kita mulai skenario pemadaman bergilir ini mulai dari tanggal 15 Maret mendatang," ucapnya.(bayu)


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar