Pembangunan Batam Menggeliat, Ternyata Ini Rahasianya...

Wali Kota Batam H Muhammad Rudi, Ketua DPRD Batam Nuryanto bersama Kapolda Kepri, irjen Tabana Bangun serta Forkopimda Kepri saat melepas peserta Kirab Merah Putih, Rabu (15/08/23) di komplek Stadion TAJ Batam. (ist)

Oleh: ALDI SAMJAYA (Jurnalis di Kepri)

USAI mengikuti upacara dan pelepasan peserta Kirab Merah Putih, Rabu (16/08/23) pagi, di Komplek Stadion Temenggung Abdul Jamal Batam, saya sempat berbincang dengan Wali Kota Batam, H Muhammad Rudi (HMR).

Saat upacara yang dimulai pada pukul 06.30 WIB yang turut dihadiri Forkopimda Kepri serta Batam itu selesai, hari masih pagi. Jam di tangan saya masih menunjukkan pukul 07.45 WIB.

NGOPI bareng Wali Kota Batam dan Ketua DPRD Batam. (ist)

HMR yang juga menjabat Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam itu, berinisiatif menyambung pembicaraan pada kedai kopi di kawasan Batam Center.

"Ayo ngopi di Batam Center (sambil menyebut salah satu tempat ngopi di kawasan KDA). Saya tahu, HMR sering ngopi di sana dan beberapa kali saya memang diajak ke tempat tersebut.

Saat sampai di tempat ngopi yang dituju, saya mendapati HMR telah sampai duluan. Bersama HMR, di lokasi itu juga telah ada Ketua DPRD Batam, Nuryanto.

Tak lama berselang, rekan saya Razaki Persada yang juga merupakan Ketua Alumni Lemhanas Kepri bergabung dengan kami.

FOTO bersama di acara Kirab merah putih. (ist)

"Ayo pesan makan dan minum. Kalau gitu kasih prata kosong empat mbak," ujar HMR kepada pelayan yang ada di kedai kopi tersebut.

"Kemarin, waktu kunjungan Menteri Investasi, apa sudah ada solusi terkait ganti rugi dan relokasi warga yang berdomisili di Rempang pak," tanya saya kepada HMR membuka pembicaraan.

"Ya, dengan kunjungan Menteri Bahlil ke Rempang, beliau bisa melihat dari dekat dan mengetahui langsung bagaimana kondisi sebenarnya di Rempang. Pada saat itu Pak Bahlil menyampaikan solusi, memberikan relokasi kepada warga terdampak. Dan itu sesuai usulan pemerintah daerah," ujar HMR.

"Untuk merealisasikan solusi itu, sampai saat ini kita masih menunggu regulasi dari pemerintah pusat. Semoga cepat keluar, sehingga permasalahan dengan warga terdampak segera selesai. Mengingat pembangunan Rempang harus segera dimulai," tambah HMR.

Sambil menyantap penganan prata yang sudah sampai di meja kami, Ketua DPRD Batam Nuryanto yang duduk di sebelah saya, turut menanggapi apa yang disampaikan HMR.

"Kami pemerintah daerah meminta agar warga terdampak di Rempang mendapatkan solusi terbaik. Intinya, kami ingin aspirasi masyarakat terakomodir dan pembangunan juga bisa berjalan sesuai harapan," ujar Nuryanto.  

KETUA DPRD Batam, Nuryanto di acara kirab merah putih. (ist)

"Ya, masyarakat kita carikan solusinya. Pembangunan di Rempang juga harus berjalan. Karena ini momentum yang tepat memajukan Batam. Kita harus ambil kesempatan ini. Dibangunnya Rempang dengan target investasi Rp361 Triliun akan membuat Batam semakin menggeliat. Kawasan ini sedikitnya juga bakal menyerap 300.000 tenaga kerja," ujar HMR bersemangat.

Banyak hal lain yang menjadi topik diskusi kami pada kesempatan itu. Termasuk kunjungan pejabat Kementerian Singapore ke Batam belum lama ini. Pembangunan sejumlah infrastruktur di Batam, tarif pelabuhan, masalah parkir, masalah air, isu politik dan lainnya.

Sehabis menyantap prata. HMR kembali memesan empat mangkok sop ikan kepada pelayan kedai kopi. "Disini sop ikannya enak. Mbak pesan lagi, empat mangkop sop ikan ya," ujar HMR kepada pelayan kedai kopi.

Tadinya saya berasumsi, sehabis menyantap prata, acara ngopi kami segera berakhir. Tapi, dengan dipesannya empat mangkok sop ikan lagi oleh HMR, tentunya pembicaraan akan semakin panjang.

KAPOLDA Kepri, Irjen Tabana Bangun foto bersama perwakilan ormas. (net)

Sambil menunggu sop ikan, saya kembali bersuara. "Sekarang warga Batam sudah mendapat jawaban perihal rahasia Batam bisa maju seperti saat ini. "Ketua tahu ngak apa rahasianya?," tanya saya kepada Ketua DPRD Batam itu.

Apa Mas Aldi, tanya politisi PDIP itu, balik bertanya kepada saya. "Ketua DPRD dan wali kotanya kompak. Legislatifnya banyak mendukung program eksekutif. Itu salahsatu rahasianya ketua," ujar saya menjawab pertanyaan pria yang akrab disapa Cak Nur tersebut.

Saya menambahkan, tak banyak pemerintah daerah di Indonesia yang hubungan eksekutif dan legislatifnya harmonis. Dan Batam satu dari yang tidak banyak itu.

"Jika Pak Rudi punya semangat membangun dan berani menerima segala risiko atas pembangunan yang dilakukan, tidak ada alasan lagi bagi kami (DPRD Batam) untuk tidak mendukung. Dan kami sadar, kota ini harus dibangun dengan kebersamaan semua elemen," tegas Cak Nur.

Akhirnya ngopi pagi dan diskusi kami yang berlangsung sekitar satu jam berakhir, ketika HMR harus mengikuti acara yang telah dijadwalkan protokol. **

 


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar