Ribuan Pendemo Diamankan, Kerusuhan di Prancis Ganggu Aktivitas Masyarakat

Aksi warga hingga menyebabkan sejumlah kota di Prancis rusuh. (net)

TRANSKEPRI.COM.PARIS- Kondisi Prancis beberapa waktu terakhir sedang mengalami kerusuhan. Hal ini membuat berbagai fasilitas umum terdampak, masyarakat juga sulit untuk menjalankan aktivitas.

Misalnya, kantor bank sampai bus juga tak bisa beroperasi demi alasan keamanan. Dikutip dari New York Times Menteri Perekonomian Prancis Le Maire menyebut pada Sabtu ada 12 mal dan 250 kantor cabang bank dan 200 toko yang diserang oleh sekelompok pendemo. Mereka membakar dan menghancurkan fasilitas-fasilitas tersebut.

Le Maire menyebut aksi ini tak bisa dimaafkan karena mengganggu perdagangan dan bisnis negara. Dia menyebut perusahaan asuransi juga telah diminta untuk membayar lebih cepat klaim yang diajukan.

Bentrokan ini juga terjadi sampai ke luar negeri seperti Guyana France. Pejabat di negara itu menyebutkan jika salah seorang pegawai pemerintah telah terbunuh akibat peluru nyasar.

Dikutip dari macaubusiness.com disebutkan, memang Prancis telah memberlakukan jam malam untuk layanan bus dan trem secara nasional. Ini untuk mengantisipasi aksi protes yang dilakukan pada malam hari.

Operator angkutan umum di Swiss Jenewa TPG menyebut keputusan penghentian operasional ini diambil sebagai tanggapan atas pembatasan yang dilakukan oleh Prancis.

Pihaknya meminta para pelanggan untuk bepergian dengan transportasi umum lain dengan moda transportasi lainnya. Sejumlah trayek berhenti sementara dan tiga trayek yang melintasi negara lain berhenti total.

Di Prancis ada transportasi umum yang melalui lintas batas negara. Transportasi ini mendorong perekonomian di kedua negara. Ada sekitar 107 ribu orang yang bekerja di Jenewa namun tinggal di perbatasan Prancis yang biaya hidupnya lebih murah.

Presiden Macron Batal Pergi

Akibat hal ini Presiden Prancis Emmanuel Macron memutuskan untuk menunda kunjungan kenegaraan ke Jerman. Hal ini dilakukan karena adanya aksi protes di Prancis. Sebenarnya penundaan ini bukanlah kali pertama untuk Macron.

Sebelumnya dia juga pernah menunda kunjungan kenegaraanya pada Maret lalu. Saat itu ada aksi protes terhadap rencana perbaikan jaminan pensiun di negara tersebut.

Disebutkan pemerintah Prancis menilai aksi protes tersebut sudah mereda jika dibandingkan hari sebelumnya. Ada 1.300 orang yang ditangkap karena mengacaukan kota. Ratusan mobil terbakar, bangunan dirusak dan sejumlah toko dijarah.

Warga menilai pihak kepolisian sering bertindak kasar dan mendiskriminasi orang miskin yang ada di pinggiran Prancis. Saat ini pemerintah terus berupaya untuk meredam aksi kekerasan dengan mengirimkan pasukan kepolisian dan menutup layanan transportasi umum di malam hari. Bahkan beberapa kota sudah mulai memberlakukan jam malam. (detikcom)


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar