Kuota Solar Dikurangi, Nelayan Bagan Terancam Gulung Tikar

Anggota DPRD Anambas, Amat Yani saat bersama nelayan Bagan, Desa Air Bini

TRANSKEPRI.COM.ANAMBAS-  Nelayan Bagan di Kabupaten Kepulauan Anambas (KKA) terancam gulung tikar, menyusul berkurangnya suplay  Kouta Minyak Solar dari Pertamina ke Kabupaten termuda di Provinsi Kepri itu.

Akibatnya hampir 2.000 perkerja Bagan di Anambas  siap-siap harus gigit jari apabila pengurangan yang akan dimulai sejak bulan April tahun 2022 terlaksana dan belum tahu kapan Kouta tersebut normal kembali.

Ironinya sebagai sebagai daerah penghasil Minyak dan Gas, Kabupaten yang berada di perbatasan Negara Indonesia bak semut yang mati dalam gula, penghasil migas namun kekurangan solar

H. Amat Yani Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah KKA mengatakan, persoalan ini sangat serius dan dapat menyebabkan krisis ekonomi di Kepulauan Anambas apabila ini tidak segera ditanggulangi. 

"Ini akan mengakibatkan krisis, karena kebutuhan akan minyak solar  sangat tinggi di Anambas sebagai salah satu ornamen dalam instrumen penggerak  perekonomian masyarakat yang dominasi oleh nelayan,"ujar Yani usai bertemu dengan nelayan Bagan di Desa Air Bini Kecamatan Siantan Selatan, Kamis (17/3/2022).

Politisi Partai Besutan Yusril Ihza Mahendra itu menuturkan, sejatinya persolan Minyak bagi nelayan bagan ini tidak hanya terjadi di desa Air Bini saja, namun disemua desa di Kabupaten Kepulauan Anambas yang terdapat nelayan Bagan, seperti Desa Munjan, Nyamuk, Kiabu, Lingai, Serat, Pesisir Timur, Telaga dan lainnya.

Lebih jauh pria yang digadang-gadang akan bertarung  dalam kontestasi  Pilkada 2024 mendatang itu menyampaikan, dalam reses yang dilakukannya, rata-rata ditemui persoalan yang sama  pada nelayan Bagan yang menyampaikan kegundahannya akibat berkurangnya kouta minyak ini.

"Perlu saya sampaikan, bahwa nelayan Bagan itu beroperasi hanya dari bulan Februari sampai dengan Agustus, (musim teduh-red) sedangkan dibulan-bulan lain mereka tidak dapat melaut menggunakan bagannya,"jelasnya. 

Ayah dari Indah Nayla Hidayah itu juga di Kabupaten Kepulauan Anambas sendiri terdapat 5 SPBU tiga sedang beroperasi dan dua lainnya itu sedang dalam pembangunan. Tiga SPBU yang selama ini   beroperasi antara lain yakni PT Air Sena Jaya Kecamatan Siantan Tengah,  Jumlah kouta 340 kl/bulan  dengan  pengurangan 119 kl/bulan tinggal 221kl/bulan, kemudian SPBU Putra Bersaudara Kecamatan Siantan Yang awalnya 100 kl/bulan  pengurangan 74 kl/bulan tinggal 26 kl/bulan, 
SPBU N Type A Kecamatan Jemaja dari 100 kl/ bulan pengurangan 60 kl/bulan tinggal 40 kl/bulan. Namun demikian,   semua SPBU tesebut  masih dalam proses penambahan.

"Untuk dua SPBU lain yakni SPBU PT Petro Madani Jaya Kecamatan Siantan Selatan akan diresmikan pada tanggal 22 Maret tahun 2022 dengan Kouta solar sebesar 80 sampai dengan 100kl/bulan. Kalau untuk SPBU PT Rekacipta Energi Kecamatan Palmatak masih dalam proses penentuan titik lokasi oleh mitra Pertamina"jelasnya. 

Hal ini ungkap Yani, diakibatkan oleh naiknya harga minyak dunia pasca invasi Rusia kepada Ukraina sehingga pemerintah pusat tidak dapat mensubsidi minyak secara nasional. 

"Salah satu solusi cermat agar persoalan ini tidak berlarut-larut adalah, pemerintah daerah sesegera mungkin untuk menyurati Pertamina agar  tidak terjadi pengurangan kouta," ungkapnya. 

Persoalan ini kata dia, akan bertambah parah, karena pertumbuhan nelayan Bagan juga semakin tinggi, belum lagi kebutuhan minyak solar untuk nelayan tradisional  pancing ulur juga akan terus bertambah. 

"Kami DPRD akan berupaya semaksimal mungkin untuk mencari solusi  bersama pemerintah daerah dengan  mendorong agar kouta minyak di Anambas bertambah  atau paling tidak  normal kembali," tandasnya. (tm)


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar