Nasib Mantan Rezim Terlama Kazakhstan, Dulu Dipuja-puji Kini Dihujani Caci Maki

nursultan nazarbayev. ©Nicholas Kamm/AFP

TRANSKEPRI.COM, KAZAKHSTAN - Selama berpuluh tahun, Nursultan Nazarbayev menikmati manisnya puja-puji rakyat Kazakhstan. Sebagai presiden pertama yang berkuasa selama hampir tiga dasawarsa, dia selalu dielu-elukan rakyat dalam berbagai acara kegiatan dan wajahnya terpampang di banyak papan iklan di seantero negeri.

Ketika dia memutuskan mundur pada 2019, Nazarbayev masih mampu menunjuk penggantinya, Kassym-Jomart Tokayev, dan mempertahakan cengkeraman kekuasannya sebagai Ketua Dewan Keamanan yang berkiprah menentukan arah kekuasaan di balik layar. Dia mendapat julukan Elbasy atau pemimpin negara.

Astana, ibu kota negara yang dia perintahkan untuk dibangun di hamparan padang rumput Kazakhstan bahkan diganti namanya sebagai bentuk penghormatan kepada sang pemimpin.

Bagi Nazarbayev, dia tampaknya sudah menemukan jawaban atas masalah yang menghantui para pemimpin di kawasan bekas pecahan Soyvet itu: bagaimana mundur dengan elegan di masa tua tanpa mengalami risiko perlawanan.

Namun peristiwa yang terjadi dalam beberapa hari terakhir ini sepertinya memberikan pelajaran yang berbeda. Patung Nazarbayev yang seharusnya dianggap sebagai warisan kejayaan kepemimpinannya, dirubuhkan oleh demonstran. Bukannya meneriakkan "Elbasy", massa yang marah justru menyebut "Shal ket" atau berarti "orang tua minggirlah".

Dilansir dari laman the Guardian, Kamis (6/1), parahnya kemiskinan, ketidakadilan, dan korupsi memicu kerusuhan di Kazakhstan dalam beberapa tahun belakangan. Kemarahan warga tertuju pada Nazarbayev yang sejak lama seperti tidak tersentuh hukum.

Di antara sejumlah negara Asia Tengah yang kejam dan represif, Nazarbayev selalu terlihat cukup lihai. Lahir pada 1940, sepak terjangnya membuat dia menjadi pejabat tinggi di Partai Komunis dan menjadi presiden Kazakhstan pertama ketika merdeka.
Dia mampu mempertahankan negara di masa 1990-an dan menghindari tindakan ekstrem represif seperti yang dilakukan negara tetangga Uzbekistan dan Turkmenistan. Dia juga mempu menghindari sentimen revolusi Kyrgyzstan. Ketika 16 orang tewas dalam unjuk rasa 2011, dia menanggapi balik komentar dari Tony Blair tentang bagaimana mengatasi kekerasan.

Dia bermain halus dalam menentukan posisi geopolitik Kazakhstan selepas kemerdekaan dengan tetap menjadi hubungan baik dengan Rusia sembari merayu para pemimpin Barat dan perusahaan energi yang ingin mengamankan kontrak meski Kazakhstan dinilai kurang demokratis.

Sejumlah pengacara Barat dan akuntan serta penasihat membantu para elit Kazakhstan berinvestasi di rumah mewah di London dan vila di Swiss. Putri dan cucunya diyakini memiliki property di London senilai 80 juta poundsterling. Nazarbayev juga menjalin hubungan dengan arsitek Barat dan perencana perkotaan untuk membangun ibu kota baru di negaranya.

Pada 2010, Nazarbayev pernah meminta ilmuwan menyelidiki pembuatan "elixir" yang bisa memperpanjang usia manusia. Tapi pada akhirnya dia tidak bisa menghindar dari proses menua dan mengumumkan mundur pada 2019.

Tahun lalu sutradara Oliver Stone membuat film tentang sosok Nazarbayev ketika berkuasa, berjudul Qazaq: Sejarah Manusia Emas, dan kemudian sejumlah patung sang pemimpin yang undur diri dibangun di seantero negeri.

Kini wajahnya menjadi sumber kemarahan. Rabu lalu Tokayev mengumumkan dia mengganti Nazarbayev sebagai ketua Dewan Keamanan dan ada sejumlah rumor yang mengatakan Nazarbayev mungkin akan ke luar negeri untuk "menjalani perawatan."

Hingga hari ini Kazakhstan masih membara dan belum jelas apa peran yang akan dimainkan Nazarbayev dalam situasi semacam ini. Yang jelas dalam beberapa hari terakhir peristiwa kerusuhan ini akan mengubah impian Nazarbayev tentang masa tuanya di negeri yang pernah mengelu-elukannya. (mrdk)


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar