OPINI

Pemimpin Mesti Beriman dan Berilmu

Rahmad Nasution, S.Sos

Oleh: Rahmad Nasution S.Sos

Jurnalis media online transkepri.com


Pemimpin yang baik adalah hasil dari konsistensi dan proses panjang. Akan tetapi untuk menjadi pemimpin yang baik bukan tentang uang atau otoritas, melainkan karakter ketika harus mengayomi orang banyak. Karena pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki superioritas tertentu, sehingga dia memiliki kewibawaan dan kekuasaan untuk menggerakan orang lain melakukan usaha bersama guna mencapai sasaran tertentu.

Pemimipin merupakan sebuah posisi yang sangat menggiurkan dan begitu diinginkan oleh banyak orang. Disamping gaji yang diperoleh, menjadi pemimpin dianggap memiliki otoritas penuh terhadap bawahannya.

Siapapun bisa menjadi pemimpin. Namun perlu diingat bahwa perjalanan karier mulai dari bawah untuk sampai di puncak struktur kepemimpinan tidak semudah apa yang dibayangkan. Butuh usaha dan kerja keras untuk memiliki kriteria seorang pemimpin. 

Kouzes menjelaskan, bahwa pemimpin adalah vionir sebagai orang yang bersedia melangkah kedalam situasi yang tidak diketahui, pemimpin yang mempunya visi yang jelas dapat menjadi penuntun dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin.

Rukmana mendefenisikan pemimpin sebagai orang yang melakukan atau menjalankan kepemimpinan leadership sedangkan pimpinan adalah mencerminkan kedudukan seseorang atau kelompok orang pada hierarki tertentu dalam suatu birokrasi formal maupun informal. 

Banyak yang beranggapan bahwa menjadi seorang pemimpin sangat mudah. Namun pada kenyataannya, itu tidak semudah yang terlihat. Apalagi jika ingin dipandang sebagai pemimpin yang baik dan dicintai bawahannya.

Mungkin indikator pemimpin yang baik sangat subjektif. Sebab masing-masing kepala memiliki sudut pandang yang berbeda. Bijaksana Ketika Menghadapi Masalah. Tipe kepemimpinan seseorang mungkin berbeda-beda, ada yang otokratis, militeristik, atau bahkan kharismatik. Tapi satu hal yang pasti pemimpin mesti memiliki kapasitas dan kapabilitas serta intelektualitas yang mumpuni.

Seorang pemimpin perlu membangun interaksi dan komunikasi dengan orang-orang yang di bawah. Tidak harus setiap saat atau terlalu dekat. Pemimpin juga tidak antipati dan terlalu gampang membenci dan memutuskan pertemanan. Hal yang terpenting adalah upaya untuk terus membangun komunikasi dan interaksi yang menyenangkan.

"Jangan karena kebencianmu dengan satu kaum membuatmu berlaku tidak adil atau diskriminatif, Almaidah ayat 8"

Setahun memimpin rasa-rasanya Ia tidak punya kebijakan solutif untuk daerah ini dan jangan lupa kebijakan intelektual diukur dari Ilmu bahkan distribusi kebijakan harus mencerdaskan kehidupan bermasyarakat bukan malah menimbulkan distorsi.

Bila ada orang kelaparan atau bahkan menjadikan ia sengsara atau bunuh diri, maka itulah dosa struktural yang paling besar, karena UUD 1945 pasal 34 mengatakan Fakir miskin dan orang terlantar dipelihara oleh negara.

Mari berdoa dan berharap setelah hari ini Pemimpin ini punya kemampuan managerial. Jangan salah paham atau pahamnya keliru. ***


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar