Warga Teluk Keriting Keluhkan Pasokan Air dari Perumda Tirta Kepri

Ketua LSM Ketapang, Avita Ully

TRANSKEPRI.COM.TANJUNGPINANG - Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) untuk warga di wilayah Teluk Keriting, Kecamatan Tanjungpinang Barat sudah 15 hari berhenti mengalir, akibatnya ratusan keluarga kesulitan memperoleh air bersih layak konsumsi.

Sistem pengeloaan distribusi air bersih yang dikelola Perumda PT. Tirta Kepri dinilai gagal dalam memenuhi kebutuhan dasar warga negara khususnya warga pesisir, Teluk Keriting, Kota Tanjungpinang.

Menyikapi persoalan pasokan air bersih, Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Ketapang, Avita Ully mengatakan telah membuat surat secara terbuka kepada pejabat publik dan pihak terkait serta gubernur Kepulauan Riau.

"Surat terbuka juga telah kami sampaikan kepada seluruh pejabat yang diberi kewenangan untuk mengurus dan mengelola persoalan air bersih," beber 
Avita, Sabtu (11/9/21).

"Bahkan setiap pengaduan masyarakat selalu saja direspon dengan berbagai alasan klasik yang tidak dengan solusi yang konstruktif," tukas Avita.

"Aduan masyarakat hanya ditanggapi dengan berbagai alasan seperti penanganan perbaikan pipa, sedang ada kebocoran dan lain sebagainya, warga jenuh dari dulu hanya menerima alasan dan alasan," jelasnya.

Sebagai warga kami juga telah memenuhi seluruh kewajiban kami dengan membayar seluruh tagihan penggunaan air bersih setiap bulannya," tutur Avita.

Avita menjelaskan kami sebagai masyarakat Kota Tanjungpinang khususnya warga Teluk keriting sangat disusahkan dengan tidak mengalirnya air bersih yang dikelola oleh Perumda Tirta Kepri. Semestinya air mengalir 3 hari sekali dengan durasi 24 jam, tapi kejadian air macet ini bahkan sudah 15 hari sampai hari ini.

"Kami sudah ribuan kali menghubungi Pihak Perumda Tirta Kepri, jawaban mereka “Mohon maaf atas pelayanan PDAM, kemarin ada pekerjaan pengurasan bak penampungan air di sei pulai, sehingga pelayanan ke pelanggan terganggu," sebut Avita.

Kata Avita lagi, alasan mereka macam macam, kadang mereka bilang pompa air rusak dan tidak bekerja secara maksimal dan bakal ada pengadaan pompa baru, cerita seperti ini sudah ratusan kali kami terima, tandas Avita.

Masalah ini sudah berlangsung cukup lama tanpa solusi dan upaya untuk memperbaiki sistem serta tata kelola yang baik, karena ketidakberesan pengeloaan air oleh Perumda dampaknya ratusan rumah tangga kesusahan mendapatkan air, sehingga harus berharap dan meminta air ke BNPB," beber Avita.

Disamping itu, Presdir LSM Alim Kherjuli juga berkomentar bahwa pihaknya juga sudah menyampaikan hal yang sama, tidak saja terkait dengan hak para pelanggan, tetapi ada jug warga yang belum mendapatkan haknya sama sekali. 

"Kami juga telah merespon gangguan sistem pengelolaan air bersih tersebut, tidak hanya persoalaan tata kelola air, ada ribuan warga Tanjungpinang yang sama sekali belum mendapatkan hak mereka sebagai pelanggan air bersih, mirisnya lagi masih banyak warga yang bergantung pada  sumur air sahaja dan tadah hujan," tukas Alim Kherjuli. (mad)


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar