Asbabun Nuzul Surah Al-Falaq dan An-Naas Berkaitan dengan Sihir

Asbabun Nuzul surah Al-Falaq dan An-Naas berkaitan dengan sakit parah yang pernah dialami Rasululullah akibat terkena sihir. Foto Ilustrasi/Istimewa

Umat Islam pasti sudah tidak asing lagi dengan dua surah populer dalam Al-Qur'an yaitu Surah Al-Falaq dan An-Naas. Kedua surat ini disebut Al-Mu'awwidzatain karena bisa menuntun pembacanya mendapatkan perlindungan dari Allah Ta'ala.

Berikut penjelasan Asbabun Nuzul (sebab-sebab turunnya) kedua surah itu. Diceritakan dalam Hadis yang diriwayatkan Abu Nu'aim dari Abi Jakfat Ar-Razai Ar-Rabi' bin Anas dari Anas bin Malik dalam Kitab 'Ad-Dalail, suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) menderita sakit yang sangat parah.

Maka Allah Ta'ala mengutus dua Malaikat untuk menjenguk beliau. Salah satu Malaikat duduk di sebelah kepala dan yang satunya duduk di bagian kaki. Kedua Malaikat itu terlibat dialog.

Apa yang kamu lihat terhadap diri Rasulullah?" tanya Malaikat yang berada di bagian kaki.

"Beliau kena sihir," jawab Malaikat yang di bagian kepala. "Siapa gerangan yang menyihirnya?"

Jawab Malaikat: "Labid bin Al-A'sham, seorang Yahudi. Sihirnya berupa ijuk gulungan yang diletakkan di sumur sebelah sana, pada keluarga si anu, di bawah batu besar. Maka timbalah air sumur dan angkatlah batu besar itu, kemudian ambil dan bakarlah ijuk tersebut."

Rasulullah SAW memperhatikan dialog tamunya itu. Esok harinya, beliau memerintahkan 'Amar bin Yasir dan sahabat untuk mendatangi sumur yang dikatakan Malaikat. Ketika sampai di sumur, terlihat airnya sangat merah seperti darah. Maka air pun ditimba dan batu besar diangkat. Gulungan ijuk dikeluarkan kemudian dibakar.

Ketika diamati, dalam gulungan ijuk terdapat sebelas buhul pada seutas tali. Maka terbuktilah apa yang dikatakan Malaikat yang berpura-pura menjadi tamu dan menjenguk Rasulullah itu. Malaikat menjelma sebagai manusia, dua insan yang bersaudara.

Maka turunlah surah Al-Falaq dan An-Nas. Sehubungan dengan sakitnya Rasulullah, Beliau diperintahkan Allah Ta'ala membaca kedua surah tersebut. Setiap satu ayat dibaca, maka lepaslah buhul tali pada gulungan ijuk yang digunakan untuk menyihir beliau. Maka begitu beliau selesai membaca, badan pun sehat kembali seperti sedia kala.

Demikian asbabun nuzul Surah Al-Falaq dan An-Naas. Inilah Al-Mu'awwidzatain yang menuntun pembacanya menuju tempat perlindungan. Surah ini baik untuk diamalkan untuk berlindung dari godaan setan, jin maupun sihir manusia.

Surah Al-Falaq dan Terjemahannya

Qul a’uudzu birobbil falaq. Min syarri maa kholaq. Wa min syarri ghoosiqin idzaa waqob. Wa min syarrin naffaatsaati fil ‘uqod. Wa min syarri haasidin idzaa hasad.

Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki". (QS.Al-Falaq:1-5)

Surah An-Naas dan Terjemahannya

Qul a’uudzu birobbinnaas. Malikin naas. Ilaahin naas. Min syarril waswaasil khonnaas. Alladzii yuwaswisu fii shuduurin naas, minal jinnati wan naas.

Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia. (QS An-Naas:1-6)


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar