Adam Malik Hilangkan Sketsa-sketsa Karya Sudjojono

Lukisan

Sketsa-sketsa karya Sudjojono dipinjam Adam Malik lalu hilang. Lukisan dan patung karyanya juga dihancurkan Belanda.

TRANSKEPRICOM, Pada masa revolusi kemerdekaa, pelukis S. Sudjojono turut bergerilya di tengah pertempuran-petempuran melawan Belanda. Meski tak bisa menembak, ia memiliki senjata untuk berjaga-jaga. Namun, perannya yang lebih penting pada masa ini adalah menggambar sketsa-sketsa yang menjadi sumber sejarah dalam bentuk visual.

Dosen FSRD ITB, Aminudin TH Siregar dalam dialog sejarah “Seni dan Politik: Riwayat Sudjojono dan Karya-karyanya” di saluran Facebook dan Youtube Historia.id, Selasa, 21 Juli 2020, menyebut bahwa banyak sketsa yang dibuat Sudjojono merekam berbagai peristiwa di sekitar revolusi.

Aminudin mencontohkan, kala itu Sudjojono sering mengisi ilustrasi dalam majalah Suluh Tentara. Tema-tema revolusi seperti situasi gerilya dan keadaan para prajurit banyak ia abadikan dalam sketsa. Sketsa-sketsa itu kemudian ia buat versi lukisannya setelah revolusi fisik usai. Sayangnya, sketsa-sketsa penting periode 1946-1949 itu kini telah tiada.

“Nah ini kita kehilangan, karena menurut pengakuan Sudjojono sendiri di tahun 1980-an, dalam satu wawancara dia mengatakan bahwa sebenarnya sketsa-sketsa itu pernah dibeli oleh Adam Malik,” ungkap Aminudin, kandidat doktor Universitas Leiden, Belanda.

Sementara itu, Tedjabayu Sudjojono, anak pertama Sudjojono, mengaku sebagai pemilik sketsa-sketsa itu. Sketsa itu diberikan Sudjojono kepadanya. Namun suatu ketika dipinjam lagi untuk keperluan Adam Malik.

“Betul sekali dan saya sakit hati karena seluruhnya sketsa-sketsa itu milik saya, Bung. Diberikan kepada saya, lalu dipinjam oleh Sudjojono. Lalu ketika saya tanyakan lagi tahun ‘65 beliau tidak mengaku. Bung Adam Malik saya tanya juga tidak mengaku,” kata Tedjabayu.

Tedjabayu menerangkan bahwa sketsa-sketsa tersebut merupakan rekaman peristiwa pada periode ketika keluarga Sudjojono mengungsi di Desa Senden, Yogyakarta. Sketsa-sketsa itu kebanyakan menggambarkan taruna-taruna serta kadet-kadet Militer Akademi (MA) Yogyakarta.

Menurut Aminudin, sketsa itu hilang karena kesibukan Adam Malik sebagai seorang diplomat. Adam Malik banyak melakukan perjalanan ke luar negeri yang menyebabkan barang-barangnya sering berpindah-pindah tempat. Hal inilah yang memungkinkan salah satu koper yang berisi sketsa-sketsa itu terselip dan hilang.

“Jadi dia bolak-balik dan itu ada terselip dalam satu koper. Menurut pengakuan Pak Djon, Pak Djon juga nanyain ke Adam Malik sketsa-sketsa beliau di mana saat itu. Kata Adam Malik, wah sudah keselip di koper,” kata Aminudin.

Hilangnya karya-karya Sudjojono juga tak hanya kali itu terjadi. Aminudin menyebut bahwa pada masa revolusi, sekitar 40 lukisan Sudjojono hilang. Kehilangan besar itu terjadi ketika Sudjojono tengah menyiapkan pameran tunggal. Namun, sebelum pameran terlaksana, Belanda melancarkan agresi militer kedua.

Pameran dibatalkan, Sudjojono dan keluarga lalu mengungsi. Sementara itu, lukisan-lukisannya sempat disembunyikan di bawah tanah namun ketahuan oleh Belanda. “Lukisan itu disimpan, kemudian ditemukan dan dihancurkan oleh tentara-tentara Belanda, ditembak-tembak,” kata Aminudin.

Selain lukisan, patung-patung pahatan Sudjojono juga tak luput dari amukan serdadu Belanda. Patung-patung itu dibuat ketika berada di Bogem, Yogyakarta, di mana ia banyak memahat batu-batu dari pinggir sungai sebagai bentuk eksplorasi media baru kala itu.

Hilangnya karya-karya Sudjojono tentu sangat disayangkan. Selain merupakan bagian dari sumber sejarah dalam bentuk visual, karya-karya itu juga merupakan bagian penting yang bisa melengkapi timeline jejak Sudjojono sebagai seorang seniman.

 


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar