BATAM

Mengenal Kerajinan Warga Pulau Panjang Timur, Bahkan Capingnya Sempat Dikenakan Sandiaga Uno

Para ibu warga Pulau Panjang Timur dan kerajinan tangan yang dihasilkan

TRANSKEPRI.COM.BATAM- Guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Masyarakat Nelayan Pulau Panjang Timur, di Kelurahan Setokok, Kecamatan Bulang, membuat kerajinan tangan dari anyaman, dengan sarana seadanya.

Dengan berbekal pengalaman keluarga secara turun temurun, warga RT 01, RW 06, Pulau Panjang Timur itu, membuat  berbagai macam jenis kerajinan tangan, yang menganyam Daun Pandan Berduri, yang mereka dapatkan dari dalam hutan di wilayah pulau pulau seputar Barelang.

Ketua Kelompok Kerajinan Tangan PPT, Rukiyah mengatakan, kegiatan anyaman itu dilakukan oleh ibu ibu nelayan secara bertahap dengan beramai ramai di teras rumah, sambil bersenda gurau. Hal ini mereka lakukan sudah sejak dua tahun terakhir.

"Yang kami ini buat adalah caping, kotak makan, kotak perhiasan, tikar, alas priuk, tas tangan dan berbagai macam bentuk kerajinan tangan lainnya," sebut Rukiyah, dengan semangat dan bangga.

Seluruh kerajinan tangan ini, ungkapnya, kami buat dari bahan alami yang terbuat dari Pandan Berduri, yang diproses awal oleh bapak bapak terlebih dulu sebelum dilakukan pengamanan.

"Pertama, kelompok bapak bapak harus mencari dan mendapatkan pandan yang mereka ambil di dalam hutan. Kemudian pandan itu disisik untuk dibuang durinya sebelum direndam beberapa hari, dalam air tawar," terang Rukiyah.

Setelah itu, imbuhnya, barulah dilakukan penjemuran hingga daun pandan benar benar kering, kuat untuk di anyam, serta dibentuk berbagai macam model sesuai dengan yang diinginkan.

Rukiyah mengaku bangga, karena disaat kedatangan Menteri Pariwisata, Sandy Aga Uno, kerajinan tangannya tersebut sempat dipakai oleh Pak Menteri, ketika menggelar pameran kerajinan tangan di Batam Center.

"Waktu Pak Menteri Pariwisata datang ke Batam, beliau mampir ke stand bazar kami. Lalu, beliau memakai caping yang kami buat ini," ungkapnya.

Ya kami banggalah, papar warga Pulau Panjang Timur ini, sebab hasil kerajinan masyarakat nelayan Pulau Panjang, ada dan sempat di pakai Pak Menteri, untuk berfoto.

"Kami berharap, hasil serta upaya warga Pulau Panjang Timur ini untuk membuat kerajinan tangan anyaman daun pandan ini, bisa menjadi potensi bagi kami demi mendapat uang, penghasilan tambahan," harapnya, dengan tulus.

Selainitu ucap Rukiyah, kerajinan tangan dari anyaman daun Pandan Berduri yang ada di Pulau Panjang Timur merupakan satu satunya kerajinan tangan yang ada di Batam.

"Kami berharap kepada pemerintah dan semua pihak, dapat membantu nelayan Pulau Panjang Timur meningkatkan dan demi mengembangkan kerajinan tangan ini, di masyarakat," ungkap Ibu Rukiyah.

Selain sebagai penghasilan masyarakat, pungkasnya, Pulau Panjang Timur dapat menjadi objek wisata dikerajinan tangan khususnya dari Daun Pandan Berduri.

Deli, Ketua RT 01 RW 06, menerangkan, hasil kerajinan tangan dari warga Pulau Panjang Timur adalah merupakan salah satu sumber penghasilan di masyarakat pesisir, khusus bagi kaum perempuan di rumah, saat para suami melaut di dalam mencari ikan.

"Saat ini, bagi nelayan dalam mendapat ikan sangat susah. Apalagi saat musim Utara. Sehingga, memenuhi kebutuhan hidup kami, hanya bertahan dengan apa adanya. Maka, dengan adanya kerajinan tangan ini, diharapkan dapat membantu perekonomian keluarga," kata Deli.

Nah, papar Deli, dengan adanya kegiatan kerajinan tangan ini diharapkan bisa jadi nilai tambah untuk masyarakat nelayan, untuk bertahan hidup, apalagi mendapat perhatian dan dukungan dari pemerintah

"Untuk harga per buah dari kerajinan ini, tidaklah mahal. Mulai dari kisaran harga Rp 5 ribu hingga Rp 150 ribu. Semua itu tergantung dari bentuk barang kerajinan dan besar barang yang diinginkan," ucap Ketua RT, Pulau Panjang Timur ini. (wan)


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar