BATAM

BPBL Batam Fasilitasi Pembentukan Komunitas Nelayan Ikan Hias

BPBL sast berikan bantuan buat nelayan

TRANSKEPRI.COM.BATAM- Direktorat Jenderal (Dirjen), Perikanan Budidaya untuk Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), melalui Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam memberikan bantuan, kepada 5 Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan), di Batam, Rabu (16/12/2020), bertempat di Kampung Seitamiang, Tanjung Riau.

Adapun bantuan tersebut berupa sarana serta prasarana Budidaya Ikan Hias Koi, sebanyak 5 paket, dengan nilainya Rp50 juta per masing masing paket.

Kepala BPBL Batam, drh Toha Tusihadi, mengatakan, pihaknya mendapat tugas khusus agar bisa mengerjakan program prioritas nasional dari Dirjen KKP tanpa memandang tugas fungsi utama BPBL sebagai pengembangan teknologi untuk ikan laut dan budidaya.

"Nah, sejak pertengahan tahun 2020 ini, BPBL Batam telah menyalurkan batuan sarana dan prasarana budidaya ikan air tawar ke masyarakat Batam ini, melalui kelompok budidaya, yayasan pendidikan dan pesantren," sebut drh Toha Tusihadi, Rabu siang, di Balai Pembibitan Ikan Air Tawar (Tibelat Farm), Seitemiang.

Adapun tujuannya, terang Toha, tak lain adalah, bagaimana dapat meningkatkan dan memenuhi akan kebutuhan pangan di masyarakat. Khususnya itu, terhadap masyarakat petani, pembudidaya serta nelayan yang terdampak Covid 19.

"Alhamdulillah, untuk kali ini di fokuskan bantuan untuk pengembangan Ikan Koi, yang telah diserahkan sejak pertengahan tahun 2020 ini," ucap Kepala BPBL.

Adapun bantuan yang kita berikan pada 5 Pokdakan tersebut, ungkapnya, selain berupa bibit, juga diberikan sarana serta prasarana untuk pemijahan, maupun itu pemeliharaan, hingga nanti pemasaran.

"Rencana nanti, kita akan bentuk Forum Komunikasi Khusus untuk pemasaran ikan hias, terutama ikan hias koi dengan Komunitas dan Pokdakan," jelas Toha.

Untuk tahap awal, ujarnya, tentunya kita menberikan bantuan dengan melakukan pemantauan, pendampingan, dan upaya
evaluasi demi peningkatan kualitas ikan.

"Dalam hal ini, kami menyiapkan temen-temen fungsional pengawas, untuk ikan koi ini sendiri di Batam, agar potensinya sesuai dengan yang kita harapkan," kata Toha.

Ketua Gapoktan HKTI Tibelat Farm, Ray Sandi Steven mengungkapkan, pihaknya sangat berterima kasih ke BPBL Batam, yang telah memberikan bantuan sarana serta prasarana budidaya Ikan Hias Koi, untuk kelompok tani. Dengan demikian, menimbulkan sebuah semangat petani menghadapi situasi wabah Corona ini.

"Tentu kita sangat senang atas bantuan ini, serta berterima kasih kepada Bapak Toha dan jajarannya, yang memberikan bantuan sarana serta pra sarana, untuk budidaya Ikan Hias Koi, untuk kelompok tani," ungkap Ray Sandy Steven, bangga.

Terkait bantuan dari BPBL Batam, sebut Ketua Gapoktan Tibelat, seharusnya bisa menjadi perhatian bagi pemerintah, dari dinas terkait untuk meningkatkan usaha pertanian dan perikanan di Batam ini.

"Sudah seyogyanyalah, bagi pihak dinas terkait di Batam, memperhatikan semua masyarakat tani untuk mengembangkan budidaya ikan air tawar, melalui program bantuan daerah. Sehingga bisa bertahan dan menghidupkan masyarakat," ujarnya

Selama ini, ungkapnya, perhatian dinas terkait kepada petani, memang sangat kurang, akibatnya masyarakat tani tidak bisa berkembang sebagaimana diharap, apalagi di massa Pandemi Covid 19 ini. Dan banyak masyarakat beralih profesi, agar bisa bertahan hidup.

"Contohnya, dengan membudidayakan ikan hias serta ikan air tawar ini. Tentu dapat memberikan peluang bagus bagi petani, yang dapat di kelola dalam area terbatas. Sehingga bisa menghasilkan uang dan nilai tambah," kata Ray.

Saat ini, paparnya, kebutuhan akan ikan air tawar di Batam sangat kurang untuk bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Ini harus mampu disingkapi pemerintah melalui program budidaya dan bantuan kepada petani, agar bisa meningkatkan kebutuhan pangan di Batam," sebut Ray.

Terang Ray, kalau dihitung-hitung waktu dulu Batam ini satu bulannya kehilangan uang antara 15 sampai 17 miliar. Tetapi, kita tidak merasa kecurian. 

"Hal ini, lantaran di ambil oleh Malaysia dengan adanya ikan air tawar seludupan ke Batam, hingga merugikan para petani Budidaya Lele," terang Ketua Gapoktan Tibelat Batam.

Tapi sekarang, ucapnya, kalau perkiraan kita atas pemasukan ikan air tawar bisa lebih dari 20 miliar per bulan dari Batam terkait perputaran ikan air tawar, dengan adanya ikan lele, patin, nila, ikan gurame bawal, serta ikan mas, dari lokal Batam.

"Tentu hal ini akan menguntungkan para petani. Apalagi dengan adanya bantuan serta dukungan dari pemerintah daerah, melalui program dinas terkait," pungkas Ketua Gapoktan Tibelat Batam. (wan)


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar