Warga Diminta Waspadai Ulat Kucing Beracun

Hewan, Kucing

TRANSKEPRI.COM.JAKARTA- Populasi ulat kucing yang beracun mendadak bertambah banyak di negara bagian Virginia, Amerika Serikat. Otoritas setempat pun memberi peringatan agar menghindarinya karena dapat menyengat dan membuat orang dilarikan ke rumah sakit.

Hewan ini nama ilmiahnya Megalopyge opercularis, merupakan salah satu ulat paling beracun di Negeri Paman Sam. Orang yang menyentuh bulunya akan merasakan kesakitan yang sangat. Peringatan pun disampaikan Virginia Department of Forestry (VDOF) via media sosial.

"Jauhilah ulat ini, social distancing," tulis mereka melalui Facebook. Bulu ulat kucing menyimpan semacam duri beracun. Saat ia tumbuh makin besar dan akan berubah menjadi ngengat, racunnya makin parah dan dianggap berbahaya untuk publik.

Penampakan ulat, yang tubuhnya sepenuhnya tersembunyi di balik bulu, bikin cemas otoritas Virginia dan mungkin akan memakai pestisida untuk memberantasnya jika diperlukan lantaran banyak warga mengaku melihatnya. Ulat ini biasanya ada di pohon.Saat tersengat, kulit manusia akan bengkak dan kemerahan. Bahkan bisa jadi ditambah gejala sakit kepala, demam, muntah, tekanan darah rendah, detak jantung cepat, kejang, dan sakit perut dalam kasus langka, seperti tertera dalam American Journal of Tropical Medicine and Hygiene.

Seorang warga yang mengaku tersengat merasa sangat kesakitan. "Seperti pisau panas," kata Crystal Spindel Gaston yang menjalani perawatan di rumah sakit.

Kampus Virginia Tech menyebut tahun 2020 ini sepertinya merupakan masa di mana serangga itu mewabah. Mereka pun menyarankan jika ada yang tersengat ulat kucing harus segera mencuci bersih area yang kena. "Selotip bisa dimanfaatkan untuk menghilangkan bulu yang ada di kulit," saran mereka.(tm)Memang kadang di AS, sengatan ulat itu membuat penderitanya masuk rumah sakit. Pada 2018, sengatan ulat ini pernah membuat bocah berusia 5 tahun dan seorang remaja harus dilarikan ke rumah sakit.(tm)


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar