HASILKAN AIR 32,1 JUTA KUBIK

Seminggu Terakhir Batam Diguyur Hujan, Ternyata Ini Penyebabnya

Ilustrasi: Hujan mengguyur

TRANSKEPRI.COM.BATAM- Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) selama seminggu terakhir di wilayah Batam menghasilkan hujan dengan volume mencapai 32,1 juta meter kubik. Elevasi tinggi muka air (TMA) di Waduk Duriangkang dan Waduk Sei Ladi naik.

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza mengatakan Batam merupakan kawasan strategis. Terutama untuk sektor industri.

"Ketersediaan air baku menjadi hal krusial yang perlu dikelola dengan baik agar mampu memenuhi kebutuhan air bagi sektor domestik maupun untuk keperluan sektor industri," kata Hammam di Jakarta, Jumat, 19 Juni 2020.

Berdasarkan hasil analisis data curah hujan Tropical Rainfall Measuring Mission (TRMM) yang dihitung Tim Posko TMC selama tujuh hari operasi berlangsung, total volume air hujan di dalam wilayah tangkapan (catchment area) Waduk Duriangkang mencapai 32,1 juta meter kubik. Ini berdampak pada elevensi TMA Waduk Duriangkang dan Waduk Sei Ladi yang mengalami kenaikan masing-masing setinggi 3 dan 8 sentimeter.

Pelaksanaan TMC di Pulau Batam direncanakan berlangsung selama 30 hari. Hammam berharap hasil TMC bisa menjadi integral dalam pengelolaan air waduk di Pulau Batam.

Sementara itu, Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam Muhammad Rudi berharap BPPT selalu siap sedia membantu bila Waduk di Pulau Batam mengering. "Sehingga nantinya kami tidak mengalami krisis air baku saat musim kemarau tiba, tentu ini akan sangat luar biasa,” tutur Rudi.

Tercatat, sembilan waduk dikelola BP Batam. Sembilan waduk itu yakni, Waduk Sei Harapan, Waduk Sei Ladi, Waduk Mukakuning, dan Waduk Sei Nongsa.

Kemudian, Waduk Duriangkang, Waduk Baloi, Waduk Tembesi, Waduk Rempang dan Waduk Sei Gong. Waduk Duriangkang merupakan waduk dengan daerah tangkapan air yang mampu memasok air baku 70 persen dari seluruh kebutuhan masyarakat di Batam.(tm)


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar