Dolar AS Melemah, Harga Emas Cuma Naik Tipis

Emas Lempengan

TRANSKEPRI.COM.JAKARTA- Harga emas mencoba menguat pada perdagangan hari ini usai anjlok beberapa hari terakhir. Penguatan harga logam mulia emas (walau tipis) terjadi seiring dengan pelemahan dolar AS dan investor yang menanti kebijakan bank sentral AS, The Fed.

Rabu (29/4/2020), harga logam mulia emas di pasar spot pada 09.45 WIB menguat tipis 0,06% ke level US$ 1.708,37/troy ons. Sejak menyentuh level tertinggi pada 23 Maret lalu di US$ 1.731,33/troy ons, harga logam mulia ambles 1,37% hingga kemarin.

Pelemahan dolar AS beberapa hari terakhir menjadi kabar positif untuk harga logam mulia. Pelemahan dolar tercermin dari turunnya indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar AS di hadapan enam mata uang lainnya.

Emas ditransaksikan dalam mata uang dolar AS. Ketika dolar menguat, maka harga emas akan menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Sehingga hal ini berpotensi menjadi penghambat permintaan emas untuk sementara waktu.

Momentum pelemahan dolar AS dimanfaatkan investor untuk membeli aset safe haven ini. Bagaimanapun juga investor kembali menyorot The Fed yang akan mengumumkan kebijakannya dini hari nanti.

The Fed diramal akan tetap mempertahankan target suku bunga acuan (Federal Fund Rate) di rentang saat ini 0-0,25%. Namun sepak terjang The Fed dalam pembelian aset-aset keuangan seperti surat utang pemerintah hingga obligasi korporasi berbagai rating juga pinjaman lunak untuk UMKM di AS.

Kebijakan bank sentral AS yang membabat habis suku bunga acuan hingga secara agresif berusaha menurunkan imbal hasil pada instrumen surat utang membuat emas menjadi aset yang dilirik oleh investor karena menawarkan kesempatan investasi yang menarik di tengah pandemi yang terjadi sekarang ini.

Namun di sisi lain, logam mulia emas juga mendapat sentimen yang cukup memberatkan yakni rencana AS dan Eropa untuk mencabut lockdown. Sebagian negara Eropa yang melaporkan penurunan jumlah kasus sudah mulai melonggarkan pembatasan.

Italia sebagai negara di Eropa dengan kasus kematian mencapai lebih dari 26 ribu orang berencana membuka kembali ekonominya pada 4 Mei nanti. Di Norwegia, sekolah dasar sudah kembali dibuka terutama untuk kelas 1-4 setelah tutup sejak pertengahan Maret lalu. Beberapa usaha kecil seperti penata rambut juga sudah diperbolehkan buka.

Di Jerman, toko-toko kecil, dealer mobil hingga sekolah juga sudah mulai dibuka kembali. Langkah serupa juga diikuti oleh negara-negara Eropa lainnya seperti Spanyol, Kroasia dan Israel. Pencabutan lockdown menjadi momentum untuk ekonomi kembali pulih. Namun risiko besar gelombang wabah kedua masih menanti. 

Dengan adanya sentimen yang mixed ini harga emas untuk sementara ini belum mampu terbang tinggi seperti dulu. (tm)


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar