BATAM

Kendati Hujan, Level Air di Duriangkang Terus Menyusut

Terlihat Level air semakin menyusut di Dam Duriangkang

TRANSKEPRI.COM.BATAM - Intensitas hujan di Batam beberapa hari belakangan ternyata belum cukup membuat level air di waduk Duriangkang membaik. Level air masih terus mengalami penyusutan, hingga mencapai minus 3,55 meter dari permukaan bangunan pelimpah pada Sabtu (4/4/2020).

"Intensitas hujan yang turun belum cukup mengerem lajunya penyusutan," kata Head of Corporate Secretary ATB, Maria Jacobus.

Kata dia, Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Batam mengatakan, curah hujan di Batam pada bulan April belum bisa diprediksi. Kata dia, hujan yang turun masih bersifat lokal dengan intensitas yang bervariasi. 

"Kondisi yang sama masih akan terjadi hingga Mei mendatang. Hujan lokal akan turun dalam intensitas kecil, sedang dan lebat di beberapa titik berbeda," ucapnya.

Kata Maria, kondisi ini tentu saja sangat berpengaruh terhadap kondisi air di kota Batam. Dengan minimnya curah hujan, maka level air akan terus mengalami penurunan. 

Ancaman paling dekat sambungbya, akan dialami oleh Instalasi pengolahan Air (IPA) Tanjungpiayu, yang berpotensi berhenti beroperasi jika level air mencapai minus 3,7 meter dari permukaan bangunan pelimpah.

Ketika level air menyentuh angka tersebut, maka Intake IPA Tanjungpiayu telah menyentuh plat steel yang sebelumnya dipasang untuk menahan lumpur di dasar waduk. IPA akan berhenti beroperasi, karena berpotensi merusak instalasi.

"Kalau lumpur sampai masuk, maka IPA Tanjungpiayu akan mengalami gagal operasi. Jadi mau tak mau, memang akan berhenti sendiri," jelasnya.

Shutdown-nya IPA Tanjungpiayu akan membuat Batam defisit air bersih sebesar 225 liter perdetik. Kondisi ini akan membuat 21 ribu pelanggan kehilangan suplai air bersih. Untuk menanggulangi hal tersebut, maka perlu ada strategi mitigasi yang memadai.

Kata dia, salah strategi mitigasi yang bisa diambil adalah menyuplai 21 ribu pelanggan IPA Tanjungpiayu melalui IPA Duriangkang. Namun, ketika hal tersebut dilakukan, maka pelanggan IPA Duriangkang akan terkena dampak.

"Langkah-langkah pastinya akan diputuskan pemerintah dan kami akan mengikuti arahan. Tapi, ketika IPA Tanjungpiayu tumbang, butuh strategi mitigasi yang cepat dan tepat, agar dampaknya bisa diminimalisir. Dan tidak berpotensi menimbulkan dampak yang lebih besar," ungkap Maria.

Dia juga mengajak pelanggan untuk terus menghidupkan budaya hemat air. Dengan berhemat, maka Batam bisa menahan laju penyusutan air di waduk Duriangkang. Dia mengimbau masyarkat menggunakan air bersih untuk kebutuhan yang penting saja.

"Kita semua harus berperan dalam upaya konservasi air. Mulai dari diri sendiri, dengan menggunakan air secara bijaksana. Ingat, gunakan air seperlunya, bukan secukupnya,” imbuh Maria.(bayu).


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar