Strategi Huawei Bangun Eksosistem Agar Tak Ketergantungan Google
TRANSKEPRI.COM. JAKARTA - Huawei saat ini fokus mengembangkan ekosistemnya sendiri dan bekerja keras membuat pesaing toko aplikasi Google, Play Store. Vendor asal China ini diketahui sedang membangun ekosistem sendiri yang dinamakan Huawei Mobile Service (HMS). Di dalam HMS akan ada toko aplikasi sendiri yang dinamakan Apps Gallery.
"Situasi lagi unik. Kami lagi serius 'dibangunkan' oleh (Presiden AS) Trump untuk lebih fokus dan tidak terlalu mengandalkan ekosistem Amerika," kata Deputy Country Director Huawei Device Indonesia, Lo Khing Seng saat kunjungan ke redaksi SINDO Media di Jakarta, Kamis (12/3/2020).
Saat ini, sambung dia, mereka sedang meyakinkan developer aplikasi lokal untuk mau bekerja dan masuk ke dalam ekosistem Huawei. Hingga saat ini sudah ada sekitar 45 aplikasi dari pengembang lokal yang hadir di App Gallery HMS. Huawei menargetkan akan ada 73 aplikasi yang bergabung di Apps Gallery.
Saat ini berbagai kategori aplikasi telah dapat ditemukan di App Gallery, seperti perbankan, e-commerce, provider selular, hingga travel. "Sekarang ini Huawei kita lagi mengembangkan terus lagi build-in mulai dari bank, e-commerce, hampir semua ada. Setiap negara (cabang Huawei) punya tanggung jawab masing-masing," jelasnya.
Seperti diketahui, akibat perang dagang, nama Huawei masuk ke dalam daftar hitam Departemen Perdagangan Amerika Serikat, yang mengakibatkan perusahaan asal China ini dilarang membeli segala jenis komponen baik hardware maupun software yang berasal dari AS.
Sejak keputusan itu dibuat pada pertengahan 2019 lalu, Lo tak menampik bahwa ada bisnis ponsel Huawei sempat mandek, khususnya di Indonesia. "Bulan Mei akhir sempat stuck, lalu kami yakinkan dengan para distributor dengan pemberian jaminan khusus. Dari sana mulai melonjak lagi," tandasnya. (ssb)
Tulis Komentar