Berantas Human Trafficking, Binda Kepri Jalin Kerjasama dengan TNI, Polri dan KWI

Binda Kepri bekerjasama dengan TNI - Polri dan KWI berantas tindak pidana perdagangan orang. (transkepri.com/adri)

TRANSKEPRI.COM.BATAM- Maraknya kasus "Human Trafficking" atau Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Batam, menjadi atensi serius pemerintah.

Kepala Badan Intelijen Daerah (Kabinda) Kepri, Bonar Panjaitan menyampaikan, pihaknya berkomitmen untuk mendukung pemberantasan jaringan TPPO. Kabinda Kepri menyampaikan komitmennya kepada Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC pada saat hadir dalam kegiatan Gala Dinner di Gereja Santo Petrus, Lubuk Baja, Kota Batam.

"Binda Kepri mengapresiasi karya pelayanan gereja dalam membela kemanusiaan di Batam melalui Komisi Keadilan Perdamaian Pastoral Migran dan Perantau (KKPMP) keuskupan Pangkalpinang yang dipimpin Romo Paschal," ucap Bonar, Rabu (24/05).

Ia menegaskan, upaya untuk membela kemanusiaan dengan melawan jaringan TPPO selama ini memang menghadapi berbagai tantangan.

"Apapun tantangannya, negara tidak boleh kalah, untuk itu Binda Kepri siap berkolaborasi dengan TNI/Polri dan seluruh elemen masyarakat, termasuk gereja dalam memberantas TPPO," pungkas Bonar.

Ketua KWI, Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC mengapresiasi dan mengucapkan terimakasih, atas dukungan dan komitmen Kabinda Kepri untuk bersama-sama dalam mendukung karya-karya kemanusiaan, khususnya di wilayah Provinsi Kepri.

"Terima kasih atas komitmen Kabinda dan Kapolda Kepri yang baru serta para pejabat pemerintah untuk mendukung karya kemanusiaan, kita tidak pernah memilih dan memilah siapa orangnya tetapi dimana ada satu orang manusia dengan agama dan etnis apapun yang menjadi korban TPPO, maka harus dibela karena mereka mempunyai hak dan martabat yang sama seperti kita di Indonesia ini," ucap Mgr Antonius.

Dalam acara Gala Dinner tersebut, juga turut dihadiri Kapolda Kepri Irjen Pol Tabana Bangun, Deputi Penempatan dan Perlindungan Kawasan Asia Pasifik BP2MI Lasro Simbolon, Kabid Humas Polda Kepri Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan dan Kapolresta Barelang Kombes Pol Nugroho Tri, Komisioner LPSK DR. Antonius, serta juga diikuti 10 Uskup, 100 orang Imam perwakilan dari seluruh Indonesia dan jemaat gereja Katholik di Batam.

"Kita yakin BIN, POLRI, TNI dan pejabat pemerintah berkomitmen dalam melaksanakan misi negara yaitu kemanusiaan, keadilan dan kesejahteraan," kata Mgr Antonius yang juga merupakan Uskup Bandung.

Sementara, Uskup Pangkalpinang Mgr. Adrianus Sunarko, OFM juga mengharapkan kerjasama dengan Binda Kepri untuk melawan human trafficking dapat terus ditingkatkan.

"Yang paling penting sekarang tumbuh keprihatinan bersama untuk dapat bekerja sama yang lebih baik dalam melawan Human Trafficking gereja tidak bisa sendiri dan butuh kerjasama termasuk dengan Binda Kepri," ucapnya.

Dukungan dalam memberantas TPPO juga terus dibuktikan Binda Kepri dalam upaya menggagalkan pengiriman Calon PMI ke luar negeri, salah satunya dengan mencegah keberangkatan 2 orang Calon PMI asal Kota Tanjungpinang ke Negara Kamboja, pada Senin (15/05/2023) lalu, di Pelabuhan Domestik Sri Bintan Pura Kota Tanjungpinang.

Kedua Calon PMI asal Kota Tanjungpinang diketahui akan berangkat menuju Batam untuk selanjutnya melalui Bandara Hang Nadim Batam akan berangkat ke negara tujuan dengan rute Jakarta - Malaysia - Kamboja.

Pengungkapan kasus TPPO juga terus dilakukan Polda Kepri beserta jajaran. Sebanyak total 6 kasus TPPO melalui Pelabuhan Ferry Internasional dan pelabuhan tikus di Kota Batam berhasil diungkap dan dirilis Polresta Barelang, pada Selasa (23/05/2023). 

Terdapat sebanyak 11 orang tersangka, termasuk diantaranya 3 orang WNA asal Malaysia yang ditangkap karena terlibat jaringan TPPO dan 13 orang korban TPPO berhasil diselamatkan, yang berasal dari NTT, Jawa dan Sumatera. (adri)


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar