Menkopolhukam dan BP2MI Tinjau Pelabuhan Internasional Batam Centre

Mahfud MD : Saya Ingin Mengakhiri Semua Penyulundupan PMI Ilegal

Menkopolhukam RI Mahfud MD dan Kepala BP2MI Benny Ramdhani melakukan peninjauan di Pelabuhan Internasional Batam Center, Kota Batam, Kamis, (06/04).transkepri.com/adri

TRANSKEPRI.COM.BATAM - Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) RI Benny Rhamdani, bersama Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) RI Mahfud MD menggelar diskusi publik dan melakukan peninjauan, di Pelabuhan Internasional Batam Center, Kota Batam, pada Kamis, (06/04).

Kedatangan Mahfud untuk melihat kesiapan fisik dan tempat khusus di pelabuhan itu yang disinyalir sebagai sarang penyelundupan PMI ilegal.

"Kita tinjau fisik saja pelabuhannya sudah bagus. Karena ada laporan di pelabuhan ini jadi tempat keberangkatan pekerja ilegal," ujarnya.

Ia juga melakukan peninjauan pos BP2MI yang ada di pelabuhan. Katanya, perlu ada perbaikan di pos penjagaan itu agar Pekerja Migran Indonesia (PMI) bisa melapor dan mendapatkan perlindungan.

"Ya nanti kita akan lakukan perbaikan. Saat ini hanya cek fisik luar," ucapnya.

Mahfud juga menyampaikan, bahwa dari 2.605 kasus tersebut, 50,97 % korban diantaranya melibatkan anak-anak dan 46,14 % melibatkan perempuan.

"Ini data yang tercatat dan diketahui, yang tidak tercatat dan belum diketahui pasti lebih banyak," pungkasnya.

Lanjut Mahfud, peningkatan kasus TPPO tersebut pada umumnya disebabkan karena semakin berkembangnya kasus operandi.

"Sepanjang tahun 2021 dan 2022, pemerintah telah menangani 1.262 korban dari TPPO ini, direkrut secara non prosedural, lalu para PMI ini dipekerjakan untuk melakukan penipuan investasi, dan operator judi online," ucapnya.

Selain itu, lanjut Mahfud bahwa tingginya angka korban TPPO ini juga karena minimnya kesadaran masyarakat di Indonesia terkait bahayanya bekerja di luar negeri secara non prosedural atau sebagai pekerja ilegal.

"Kenapa saya hadir kesini, karena hukum penindakan TPPO disini macet, makanya saya hadir. Untuk penegakannya nanti saya akan rapatkan di Jakarta. Saya ingin mengakhiri ini dengan mengucapkan terimakasih, Semoga dengan adanya kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar dan diskusi ini dibuka dengan resmi," pungkasnya.

Sementara, Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) RI, Benny Rhamdani mengatakan, bahwa pihaknya sudah mengetahui modus operandi terkait penempatan PMI Ilegal sudah diketahui.

"Siapa saja yang membekingi hal tersebut sudah kita ketahui. Bagaimana pola para PMI diberangkat secara ilegal sudah kita ketahui, dan  bahkan berasal dari daerah mana lalu di loloskan secara ilegal melalui pintu mana saja juga kita sudah ketahui," ujar Benny.

Ia juga menyampaikan, perang semesta ini digelar untuk sama-sama kita memerangi kegiatan penyaluran PMI secara ilegal, dan juga untuk menyadarkan serta mengedukasi kepada masyarakat bahayanya penempatan PMI secara ilegal.

"Adapun perang semesta ini kita ingin mendorong sosialiasi yang masif kepada masyarakat bahayanya penempatan ilegal, dan kerja-kerja pencegahan yang aktif," pungkasnya.(adri)


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar