Kisah ini dirawikan oleh Bukhari dan Tirmidzi dari Ibnu Abbas RA. Cerita bermula ketika Rasulullah SAW dan para sahabat pergi bersama-sama ke Pasar Ukadz atau pasar tahunan tempat orang Arab Jahiliyah melakukan jual beli dan membaca syair.
Diceritakan, sejak kelahiran Nabi Muhammad SAW, bangsa jin sudah tidak bebas untuk mendengar berita-berita dari langit. Tidak ada lagi berita langit yang turun ke bumi untuk didengar mereka.
Setiap kali bangsa jin hendak mencuri dengar berita dari langit, turunlah meteor atau batu pecahan bintang yang melayang dengan cepat di udara. Menurut keterangan hadits, meteor tersebut merupakan semacam panah Allah yang memang dipanahkan pada bangsa jin saat mencuri dengar berita langit.
Saat Rasulullah SAW dan para sahabat pergi ke Pasar Ukadz, mereka melihat meteor melayang di udara. Dengan kata lain, ada bangsa jin yang terkena panah.
Hal ini pun mengacaukan kondisi para jin dan membuat mereka bertanya-tanya apa yang terjadi. Pimpinan dari bangsa jin pun menyuruh anak buahnya untuk menyelidiki ke seluruh permukaan bumi di bagian timur dan barat.
Hingga salah seorang anak buah dari bangsa jin tersebut sampai di Lembah Tihamah. Beberapa saat setelahnya, anak buah jin tersebut sampai di sebuah perkebunan kurma dan melihat rombongan Rasulullah SAW dengan para sahabat.
"Didapatinya Rasulullah SAW sedang melakukan sholat Subuh diikuti oleh sahabat-sahabatnya. Beliau membaca Al-Qur'an dengan jahar," tulis Hamka dalam Tafsir Al Azhar Jilid 9.
Para anak buah dari bangsa jin tersebut pun menyimak bacaan Al-Qur'an tersebut dengan saksama. Mereka mengaku takjub dan tercengang kala mendengarnya.
"Kami telah mendengar Al-Qur'an, sungguh menakjubkan sekali kandungannya. Dia memberi petunjuk kepada jalan yang bijaksana, jalan yang cerdik dan benar. Karena telah percaya akan isi Al-Qur'an itu dan mulai sekarang kami tidak mau lagi mempersekutukan Allah kami dengan yang lain sesatu jua pun," kata anak buah jin tersebut.
Diceritakan dalam surah Al Ahqaf ayat 29-32, bangsa jin tersebut mengatakan ke sesamanya, "Diamlah," untuk mendengarkan bacaan Al-Qur'an dengan saksama. Para jin itu pun bahkan menceritakan tentang Al-Qur'an yang didengarnya kepada kaumnya.
(29) وَاِذْ صَرَفْنَآ اِلَيْكَ نَفَرًا مِّنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُوْنَ الْقُرْاٰنَۚ فَلَمَّا حَضَرُوْهُ قَالُوْٓا اَنْصِتُوْاۚ فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوْا اِلٰى قَوْمِهِمْ مُّنْذِرِيْنَ
(30) الُوْا يٰقَوْمَنَآ اِنَّا سَمِعْنَا كِتٰبًا اُنْزِلَ مِنْۢ بَعْدِ مُوْسٰى مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ يَهْدِيْٓ اِلَى الْحَقِّ وَاِلٰى طَرِيْقٍ مُّسْتَقِيْمٍ
(31) يٰقَوْمَنَآ اَجِيْبُوْا دَاعِيَ اللّٰهِ وَاٰمِنُوْا بِهٖ يَغْفِرْ لَكُمْ مِّنْ ذُنُوْبِكُمْ وَيُجِرْكُمْ مِّنْ عَذَابٍ اَلِيْمٍ
(32) وَمَنْ لَّا يُجِبْ دَاعِيَ اللّٰهِ فَلَيْسَ بِمُعْجِزٍ فِى الْاَرْضِ وَلَيْسَ لَهٗ مِنْ دُوْنِهٖٓ اَوْلِيَاۤءُ ۗ اُولٰۤىِٕكَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ
Artinya: (Ingatlah) ketika Kami hadapkan kepadamu (Nabi Muhammad) sekelompok jin yang mendengarkan (bacaan) Al-Qur'an. Ketika menghadirinya, mereka berkata, "Diamlah!" Ketika (bacaannya) selesai, mereka kembali kepada kaumnya sebagai pemberi peringatan.
Mereka berkata, "Wahai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan setelah Musa sebagai pembenar (kitab-kitab) yang datang sebelumnya yang menunjukkan pada kebenaran dan yang (membimbing) ke jalan yang lurus.
Wahai kaum kami, penuhilah (seruan Nabi Muhammad) yang mengajak pada (agama) Allah dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Dia akan mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menyelamatkanmu dari azab yang pedih.
Siapa yang tidak memenuhi (seruan Nabi Muhammad) yang mengajak pada (agama) Allah tidak kuasa (melepaskan diri dari siksa Allah) di bumi dan tidak ada para pelindung baginya selain Allah. Mereka itu berada dalam kesesatan yang nyata." **
Tulis Komentar