Ahli Mikrobiologi Pastikan Virus Corona Kebal Antibiotik

Wabah virus corona di China jadi krisis kesehatan global. FOTO/ Ist

TRANSKEPRI.COM. BEIJING - Virus Corona yang mendera China dan beberapa negara hingga saat ini para ahli memastikan belum ada antivirusnya, bahkan antibiotik apapun tak akan mampu menghalau infeksi virus Corona.

Para peneliti mengatakan hal itu berdasarkan fakta Lebih dari 90.000 orang dirawat di rumah sakit yang terkena Virus Corona kebal terhadap antibiotik tahun lalu.

Angka-angka digital NHS menunjukkan angka-angka berada pada titik tertinggi sepanjang masa, dan para ahli memperingatkan bahwa Corona menimbulkan ancaman terhadap kemanusiaan yang sama seriusnya dengan perubahan iklim.

Dan mereka mengatakan angka sebenarnya cenderung jauh lebih tinggi karena tes rumah sakit hanya mengambil sekitar setengah dari semua kasus.

Angka-angka menunjukkan bahwa antara 2014 dan 2015 ada 64.293 kasus pasien yang didiagnosis dengan bug resisten. Ini telah meningkat dari tahun ke tahun, mencapai rekor 90.173 tahun lalu.

Hampir 3.000 orang terbunuh setiap tahun oleh Corona, termasuk E. coli (inset) dan infeksi aliran darah Kleb-siella pneumoniae.

Dr Simon Clarke, seorang ahli mikrobiologi di University of Reading, mengatakan: “Angka-angka ini menunjukkan kita melihat peningkatan yang berkelanjutan selama beberapa tahun dalam perawatan pasien rumah sakit dengan infeksi yang kebal antibiotik. Itu hanya menuju satu arah,” tututnya seperti dilansir Daily Minggu (26/1/2020)

Kepala NHS telah memperingatkan bahwa virus yang menyebabkan demam dan kesulitan bernafas, bisa mencapai Inggris ketika menyebar ke Asia.

Itu terjadi ketika korban keempat dilaporkan meninggal di Provinsi Wuhan di China, virus itu dikhawatirkan telah menyebar ke Australia dan saat ini seorang turis Inggris sedang berjuang untuk hidupnya di Thailand.

Perkembangan virus corona misterius ini membuat WHO menggelar rapat darurat pada pekan ini. WHO akan menggelar rapat Jenewa pada hari Rabu (22/1) untuk menentukan apakah akan menyatakan wabah virus tersebut dalam status "darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional" - suatu penunjukan langka yang hanya digunakan untuk epidemi paling parah. (ssb)
 


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar