Dunia Internasional Respon Positif Pemindahan Ibu Kota RI

Kawasan ibu kota negara baru RI

TRANSKEPRI.COM.JAKARTA-  Rencana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) Republik Indonesia (RI) baru ke Kalimantan Timur faktanya mendapat tanggapan positif dari dunia internasional.

Terkait hal tersebut, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengapresiasi dukungan para duta besar, diplomat, dan investor dari berbagai negara atas rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) memindahkan IKN ke Kalimantan Timur.

Salah satu dukungan pemindahan IKN misalnya datang dari negara Ceko.

Duta Besar Ceko untuk Indonesia, H.E. Mr. Jaroslav Dolecek mengatakan bahwa ia dan investor siap memberikan dukungan, dan menjadikan IKN Nusantara sebagai kota dunia yang modern dan berkelanjutan.

Meski demikian, dunia internasional akan lebih nyaman jika ada aturan hukum yang memastikan progres pembangunan IKN Nusantara bisa tetap berjalan, walaupun Presiden Jokowi tidak lagi menjabat sebagai Presiden Indonesia.

Pasalnya, jika progres pembangunan IKN hanya diatur dalam undang-undang, sangat rawan diganti atau bahkan dihentikan melalui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu).

Terkait kekhawatiran dunia internasional, Bambang Soesatyo menjelaskan bahwa pihaknya tengah mengkaji progres pembangunan IKN baru.

Maka dari itu, dunia internasional tidak perlu khawatir soal kesinambungan pembangunan IKN Nusantara, meskipun bukan pada masa pemerintahan Presiden Jokowi.

"MPR RI saat ini sedang menyelesaikan kajian terhadap Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN). Sehingga para duta besar, diplomat, dan investor tidak perlu khawatir terhadap proses pembangunan IKN Nusantara.

"Keberadaan PPHN akan memastikan kesinambungan pembangunan IKN Nusantara tidak hanya dilakukan di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, melainkan juga dilanjutkan oleh berbagai presiden penggantinya.

"Karena belajar dari berbagai pengalaman negara dunia, setidaknya membutuhkan waktu 10 hingga 20 tahun dalam proses pembangunan dan pemindahan Ibu Kota Negara, atau sekitar 2-4 kali Pemilu di Indonesia," ujar Bamsoet di Jakarta, pada Kamis (22/01/22).

Dalam kesempatan yang sama, Indonesia dan Ceko juga sepakat untuk saling meningkatkan berbagai kerjasama, khususnya di bidang pertahanan.

Kedua negara telah mengadopsi Perjanjian Kerjasama Pertahanan, sekaligus mengundang industri pertahanan Ceko untuk berpartisipasi dalam Indo Defence Expo 2022 yang akan diselenggarakan pada November 2022 di Jakarta.

"Kita juga sepakat untuk mendorong penyelesaian perjanjian Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) yang telah berlangsung sejak 2016.

"Momentum tahun 2022 sangat tepat, mengingat di tahun ini Indonesia memimpin G-20, sedangkan Ceko akan memimpin Uni Eropa (European Union). Uni Eropa merupakan mitra strategis Indonesia di bidang ekonomi.

"Nilai perdagangan bilateral pada periode Januari hingga Agustus 2021 mencapai USD 18,1 Miliar, meningkat 8,68 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 16,7 Miliar. Nilai investasi Uni Eropa pada tahun 2020 mencapai USD 2,1 Miliar," ujar Bamsoet.

Tidak hanya itu, Bamsoet turut menghargai dukungan Ceko terhadap minyak sawit berkelanjutan Indonesia yang seringkali mendapatkan diskriminasi dari Uni Eropa.

Indonesia senantiasa membuka banyak kesempatan agar investasi dari Ceko bisa mudah masuk ke Indonesia, khususnya pada sektor energi baru terbarukan, pengolahan limbah, infrastruktur, dan pembangunan private defence industry park. (tm)


[Ikuti TransKepri.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar